2 Apr
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
Berpuasa di Bulan Orang Lalai (Sya’ban)
Waktu demikian cepat berlalu. Rasa-rasanya baru kemaren kita lulus SMA. Rasa-rasanya baru kemaren kita menikah. Rasa-rasanya baru kemaren kita menimang putra-putri pertama kita. Suka atau tidak suka demikianlah waktu meninggalkan kita. Ketika waktu itu berlalu dan banyak kebaikan yang terluput dari kita maka penyesalan pun tak terbendungkan lagi.
Demikian pula, tak terasa kita akan bertemu kembali dengan Bulan Sya’ban. Bulan dimana Rosulullah Shollallahu ‘alaihi wa sallam demikian memperbanyak puasa padanya. Ibunda kita, ‘Aisyah Rodhiyallahu ‘anha menuturkan,
وَمَا رَأَيْتُ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اسْتَكْمَلَ صِيَامَ شَهْرٍ قَطُّ إِلَّا رَمَضَانَ وَمَا رَأَيْتُهُ فِي شَهْرٍ أَكْثَرَ مِنْهُ صِيَامًا فِي شَعْبَانَ
“Aku tidak pernah melihat Rosulullah Shollallahu ‘alaihi wa sallam menyempurnakan puasa selama sebulan penuh selain pada Bulan Romadhon. Akupun tidak pernah melihat beliau demikian banyak berpuasa dalam satu bulan melainkan pada Bulan Sya’ban”[1].