5 Aug
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
Seputar Puasa Bulan Syawal
Segala puji hanya milik Allah ‘Azza wa Jalla. Dzat yang telah menciptakan langit dan bumi serta segala isinya. Sholawat serta salam semoga senantiasa dilimpahkan kepada Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi was sallam kepada istri-istri beliau dan seluruh sahabatnya Ridwanullah alaihim ajma’in.
Puasa merupakan ibadah yang amat penting kedudukannya di dalam Islam. Demikian juga sudah kita ketahui bersama bahwa puasa dapat menjadikan seseorang bertaqwa di sisi Allah ‘Azza wa Jalla (tentu saja jika puasanya benar secara fikih, jiwa dan perbuatannya).
[Hukum Puasa 6 Hari di Bulan Syawal]
Setelah kita menjalankan puasa di Bulan Romadhon yang lalu maka disunnahkan puasa 6 hari di Bulan Syawal, namun tidaklah disyaratkan harus berurutan. Hal ini sebagaimana Sabda Nabi shallallahu ‘alaihi was sallam,
مَنْ صَامَ رَمَضَانَ ثُمَّ أَتْبَعَهُ سِتًّا مِنْ شَوَّالٍ كَانَ كَصِيَامِ الدَّهْرِ
“Barangsiapa yang telah berpuasa Romadhon kemudian dia lanjutkan dengan melaksanakan puasa 6 hari di Bulan Syawal maka ia seolah-olah berpuasa setahun penuh”[1].
[Terlarang Puasa pada Tanggal 1 Syawal/ Idul Fithri]
Puasa 6 hari di Bulan Syawal ini terlarang dikerjakan pada saat hari raya idul fithri/ tangga 1 Syawal[2]. Hal ini berdasarkan hadits yang diriwayatkan Abu ‘Ubaid dari ‘Umar bin al Khoththob rodhiyallahu ‘anhu,
شَهِدْتُ الْعِيدَ مَعَ عُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ – رضى الله عنه – فَقَالَ هَذَانِ يَوْمَانِ نَهَى رَسُولُ اللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – عَنْ صِيَامِهِمَا يَوْمُ فِطْرِكُمْ مِنْ صِيَامِكُمْ ، وَالْيَوْمُ الآخَرُ تَأْكُلُونَ فِيهِ مِنْ نُسُكِكُمْ
“Aku (Abu ‘Ubaid ) ber’idul fithri bersama Umar bin al Khoththob rodhiyallahu ‘anhu. Beliau mengatakan inilah dua hari yang dimana Rosulullah shallallahu ‘alaihi was sallam melarang berpuasa pada hari tersebut. Hari itu adalah hari dimana kalian berbuka (‘idul fithri) dan hari dimana kalian memakan hewan qurban kalian (‘idul adha)”[3].
[Bagaimana Puasa Syawal Bagi Orang yang Masih Belum Mengqodho’ Puasa Romadhonnya ?]
Permasalahan ini merupakan masalah yang diperselisihkan oleh para ‘ulama namun yang rojih sebatas pengetahuan kami, disunnahkan bagi orang yang telah selesai mengqodho puasa Romadhonnya. Hal ini berdasarkan zhohir hadits yang telah berlalu,
مَنْ صَامَ رَمَضَانَ ثُمَّ أَتْبَعَهُ سِتًّا مِنْ شَوَّالٍ كَانَ كَصِيَامِ الدَّهْرِ
“Barangsiapa yang telah berpuasa Romadhon kemudian dia lanjutkan dengan melaksanakan 1puasa 6 hari di Bulan Syawal maka ia seolah-olah berpuasa setahun penuh”[4].
Berdasarkan hadits ini maka orang yang masih memiliki hutang puasa Romadhon (yang belum ia qodho) tidaklah termasuk orang yang telah puasa Romadhon kemudian melanjutkannya dengan puasa 6 hari di Bulan Syawal. Demikianlah jawaban Syaikh Ibnu ‘Utsaimin dalam masalah ini[5].
[Faidah Puasa 6 Hari di Bulan Syawal]
Ibnu Rojab rohimahullah menyebutkan dalam kitabnya Lathoif Ma’arif faidah-faidah puasa 6 hari di Bulan Syawal :
1. Dengan melaksakan puasa Romadhon dan mengerjakan puasa 6 hari di Bulan Syawal berarti ia telah menyempurnakan pahala puasanya selama setahun penuh.
2. Puasa 6 hari di Bulan Syawal dan Puasa Sya’ban kedudukannya sama dengan sholat Rowatib yang mana ia dapat menyempurnakan yang wajib (sholat yang wajib, sebagaimana juga dalam hal ini puasa Romadhon) dan menambal kekurangannya.
3. Puasa 6 hari di Bulan Syawal merupakan tanda diterimanya puasa Romadhon seseorang.
4. Merupakan bentuk syukur (dengan perbuatan) karena puasa Romadhon telah menghapus dosa yang telah berlalu[6].
Masya Allah…………Jika demikian agungnya puasa ini, apakah kita akan membiarkan Bulan Syawal berlalu begitu saja…!!??
Demikianlah tulisan ringkas seputar puasa 6 hari di Bulan Syawal, Mudah-mudahan kita dimudahkan Allah ‘Azza wa Jalla untuk melaksakannya dan amalan yang kita kerjakan diterimannya sebagai amal sholeh di sisiNya, Amin.
Sigambal, Ba’da Sholat Jumat 10 Syawal 1432 H/09 September 2011 M
Aditya Budiman bin Usman
[1] HR. Muslim no. 1164, Abu Dawud no. 2433,At Tirmidzi no. 759, An Nasa’i no. 2862 dan Ibnu Majah no. 1716.
[2] Adapun pada tanggal 2 Syawal maka diperbolehkan melaksanakan puasa 6 hari di Bulan Syawal karena yang namanya ‘idul fithri hanyalah pada 1 Syawal.
[3] HR. Bukhori no. 1990 dan Muslim no. 1137.
[4] HR. Muslim no. 1164, Abu Dawud no. 2433,At Tirmidzi no. 759, An Nasa’i no. 2862 dan Ibnu Majah no. 1716.
[5] Lihat Fatwa Arkanil Islam oleh Syaikh Muhammad bin Sholeh Al ‘Utsaimin rohimahullah hal. 487 terbitan Daruts Tsuroya, Riyadh, KSA.
[6] Diringkas dari Kitab Lathoif Ma’arif Karya Ibnu Rojab rohimahullah dengan tahqiq Thoriq bin ‘Awadhallah hal. 387-390, terbitan Al Maktab Al Islamiy, Beirut, Lebanon.
Leave a Reply