Puasa Bulan Muharrom dan Puasa ‘Aasyuuroo

12 Nov

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

Puasa Bulan Muharrom dan Puasa ‘Aasyuuroo

Segala puji hanya milik Allah Tabaroka wa Ta’ala dan kembali pada-Nya, hidup kita, mati kita hanya untuk menghambakan diri kita kepada  Dzat yang tidak membutuhkan sesuatu apapun dari hambanya. Sholawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada Rasulullah, Muhammad bin Abdillah Shollallahu ‘alaihi wa Sallam, beserta keluarga dan para sahabat beliau radhiyallahu ‘anhum.

Alhamdulillah kita telah memasuki salah satu dari 4 bulan yang dimuliakan Allah Jalla wa ‘Alaa, yaitu bulan Muharrom (silakan lihat keutamaan Bulan Muharrom di sini). Salah satu ibadah yang utama di bulan ini adalah puasa.

Puasa Bulan Muharrom

Disunnahkan memperbanyak puasa di Bulan Muharrom. Nabi Shollallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda,

أَفْضَلُ الصِّيَامِ بَعْدَ رَمَضَانَ شَهْرُ اللَّهِ الْمُحَرَّمُ وَأَفْضَلُ الصَّلاَةِ بَعْدَ الْفَرِيضَةِ صَلاَةُ اللَّيْلِ

“Puasa yang paling utama setelah puasa pada Bulan Romadhon adalah puasa pada Bulan Muharrom. Sholat yang paling utama setelah sholat wajib adalah sholat malam”[1].

Dalam hadits ini Nabi Shollallahu ‘alaihi wa Sallam mengatakan (أَفْضَلُ الصِّيَامِ بَعْدَ رَمَضَانَ شَهْرُ اللَّهِ الْمُحَرَّمُ) ‘Puasa yang paling utama setelah puasa pada Bulan Romadhon adalah puasa pada Bulan Muharrom’ tanpa menentukan kapan tanggalnya. Sehingga berdasarkan hadits ini sebagian ulama berpendapat dianjurkannya memperbanyak puasa di Bulan Muharrom semampunya. Allah a’lam.

Puasa ‘Aasyuro’

Puasa ‘Asyuroo’ berarti puasa pada hari ‘Asyuuroo’. Ibnu Hajar Rohimahullah mengatakan,

اختلف أهل الشرع في تعيينه فقال الأكثر هو اليوم العاشر قال القرطبي عاشوراء معدول عن عاشرة للمبالغة والتعظيم…..

“Para ulama berselisih pendapat mengenai penentuan kapan hari ‘Asyuuroo’ tersebut. Sebagian besar berpendapat bahwa hari ‘Asyuuro’ adalah hari kesepuluh (dalam Bulan Muharrom –ed.). Al Qurthubiy Rohimahullah mengatakan, “’Asyuuroo’ merupakan ma’dul/sama dengan ‘Aasyaroh (sepuluh) namun dalam bentuk muballaghoh dan ta’zhim/pengagungan………..”[2].

Kemudian beliau menyebutkan pendapat lain dalam hal ini. Namun di akhir beliau mengatakan,

وعلى هذا فيوم عاشوراء هو العاشر وهذا قول الخليل وغيره وقال الزين بن المنير الأكثر على أن عاشوراء هو اليوم العاشر من شهر الله المحرم

“Kesimpulan hal ini bahwa hari ‘Asyuuroo’ itu adalah tanggal 10. Inilah pendapatnya Al Kholil dan selainnya. Az Zain bin Al Munir mengatakan, ‘Pendapat mayoritas (ulama’ –ed.) bahwa ‘Asyuuroo’ adalah hari ke-10 dari Bulan Muharrom[3].

Puasa ‘Aasyuuroo’ merupakan puasa Nabi Shollallahu ‘alaihi wa Sallam sebelum adanya pensyari’atan wajibnya Puasa Romadhon.

عَنِ ابْنِ شِهَابٍ أَخْبَرَنِى عُرْوَةُ بْنُ الزُّبَيْرِ أَنَّ عَائِشَةَ – رضى الله عنها – قَالَتْ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- يَأْمُرُ بِصِيَامِهِ قَبْلَ أَنْ يُفْرَضَ رَمَضَانُ فَلَمَّا فُرِضَ رَمَضَانُ كَانَ مَنْ شَاءَ صَامَ يَوْمَ عَاشُورَاءَ وَمَنْ شَاءَ أَفْطَرَ.

Dari Ibnu Syihaab, ‘Telah mengabarkan kepadaku ‘Urwah bin Zubair bahwa ‘Aisyah Rodhiyallahu ‘anha pernah mengatakan, “Dahulu Nabi Shollallahu ‘alaihi wa Sallam memerintahkan agar berpuasa pada hari ‘Asyuuroo’ sebelum diwajibkannya Puasa Romahon. Ketika telah diwajibkan Puasa Romadhon maka siapa yang ingin berpuasa maka silahkan berpuasa dan siapa yang tidak ingin juga dipersilakan berbuka/tidak puasa”[4].

Puasa ini juga merupakan puasa yang sudah dikerjakan Nabi Shollallahu ‘alaihi wa Sallam dan Kaum Quroisy secara umum pada masa Jahiliyah.

عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ أَنَّ قُرَيْشًا كَانَتْ تَصُومُ يَوْمَ عَاشُورَاءَ فِي الْجَاهِلِيَّةِ. وكَانَ  رَسُول اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُصُوْمُهُ فِي الْجَاهِلِيَّةِ. ثُمَّ أَمَرَ رَسُول اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِصِيَامِهِ حَتَّى فُرِضَ رَمَضَانُ وَقَالَ رَسُول اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ شَاءَ فَلْيَصُمْهُ وَمَنْ شَاءَ أَفْطَرَ

Dari ‘Aisyah Rodhiyallahu ‘anha, beliau mengatakan, “Sesungguhnya orang Quroisy dahulu berpuasa pada hari ‘Asyuuroo’ ketika masa jahiliyah. Nabi Shollallahu ‘alaihi wa Sallam juga berpuasa pada hari itu di masa jahiliyah. Kemudian beliau memerintahkan agar berpuasa pada hari itu hingga diwajibkanlah Puasa Romadhon. Lalu beliau mengatakan, “Barangsiapa yang hendak berpuasa dipersilakan dan barangsiapa yang tidak ingin berpuasa maka silakan”[5].

Terdapat banyak sekali hadits Nabi Shollallahu ‘alaihi wa Sallam yang semakna dengan hadits di atas.

Salah satu sebab pensyari’atan Puasa Asyuuroo’ adalah sebagaimana yang Nabi Shollallahu ‘alaihi wa Sallam sabdakan berikut,

قَدِمَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْمَدِينَةَ فَرَأَى الْيَهُودَ يَصُومُونَ يَوْمَ عَاشُورَاءَ فَقَالَ مَا هَذَا الْيَوْمُ الَّذِي تَصُومُونَ قَالُوا هَذَا يَوْمٌ صَالِحٌ هَذَا يَوْمٌ نَجَّى اللَّهُ بَنِي إِسْرَائِيلَ مِنْ عَدُوِّهِمْ قَالَ فَصَامَهُ مُوسَى قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَا أَحَقُّ بِمُوسَى مِنْكُمْ قَالَ فَصَامَهُ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَأَمَرَ بِصَوْمِهِ

Nabi Shollallahu ‘alaihi wa Sallam tinggal di Kota Madinah. Kemudian beliau melihat orang yahudi berpuasa pada hari ‘Asyuuroo’. Lalu beliau bertanya, “Hari apa ini, mengapa kalian berpuasa pada hari ini ?” Orang tersebut menjawab, “Ini adalah hari baik. Pada hari Allah menyelamatkan Bani Isro’il dari kejaran musuh meraka yaitu Fir’aun dan bala tentaranya. Kemudian Nabi Musa pun berpuasa pada hari ini”. Nabi Shollallahu ‘alaihi wa Sallam mengatakan, “Aku lebih berhak untuk melakukan hal itu sebagai penghormatan kepada Nabi Musa ‘alaihissalam dari pada kalian (Yahudi). Lalu Nabi Shollallahu ‘alaihi wa Sallam berpuasa dan memerintahkan ummatnya untuk berpuasa”.

Puasa ‘Asyuuroo’ ini hukumnya sangat dianjurkan. Ibnu Hajar Al Asqolaniy Rohimahullah mengatakan,

نقل عياض أن بعض السلف كان يرى بقاء فرضية عاشوراء

“ ’Iyaadh (Al Qodhi ‘Iyaadh –ed.) telah menukilkan bahwa sebagian salaf berpendapat bahwa Puasa ‘Asyuuroo’ hukumnya tetap wajib (walaupun telah diwajibkan Puasa Romadhon –ed.)”[6].

Kemudian beliau Rohimahullah mengatakan,

ونقل بن عبد البر الإجماع على أنه الآن ليس بفرض والإجماع على أنه مستحب

“Ibnu Abdil Barr telah menukil adanya ijma’ bahwa Puasa Asyuroo’ sekarang (setelah Nabi Shollallahu ‘alaihi wa Sallam wafat –ed.) hukumnya bukan wajib dan ijma’ bahwa hukumnya sunnah/dianjurkan[7].

Dalil yang menunjukkan bahwa puasa ini hukumnya sangat dianjurkan adalah apa yang disebutkan ‘Abdullah bin ‘Abbas Rodhiyallahu ‘anhu,

عَنْ عُبَيْدِ اللَّهِ بْنِ أَبِى يَزِيدَ سَمِعَ ابْنَ عَبَّاسٍ – رضى الله عنهما – وَسُئِلَ عَنْ صِيَامِ يَوْمِ عَاشُورَاءَ.

فَقَالَ مَا عَلِمْتُ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- صَامَ يَوْمًا يَطْلُبُ فَضْلَهُ عَلَى الأَيَّامِ إِلاَّ هَذَا الْيَوْمَ وَلاَ شَهْرًا إِلاَّ هَذَا الشَّهْرَ يَعْنِى رَمَضَانَ.

Dari ‘Ubaidillah bin Abu Yazid, dia mendengar Ibnu ‘Abbas Rodhiyallahu ‘anhuma ditanya tentang puasa ‘Asyuuroo’. Ibnu ‘Abbas Rodhiyallahu ‘anhuma menjawab, “Aku tidak mengetahui bahwa Rosulullah Shollallahu ‘alaihi wa Sallam berpuasa sehari untuk mencari keutamaan pada hari-hari tersebut kecuali pada hari ini (yaitu hari ‘Asyuuroo’) dan pada bulan itu (yaitu pada Bulan Romadhon)”[8].

Ganjaran bari orang yang melaksanakan puasa ini adalah sebagaimana yang Nabi Shollallahu ‘alaihi wa Sallam sabdakan,

صِيَامُ يَوْمِ عَاشُورَاءَ أَحْتَسِبُ عَلَى اللَّهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِى قَبْلَهُ

“Puasa hari ‘Asyuuroo’ akan diganjar Allah dengan penghapusan dosa setahun yang lalu”[9].

Selain puasa pada tanggal 10 Muharrom, para ulama juga menganjurkan puasa pada tanggal 9 Muharrom. Hal ini berdasarkan hadits Nabi Shollallahu ‘alaihi wa Sallam dari ‘Abdullah bin ‘Abbas Rodhiyallahu ‘anhuma,

يَقُولُ حِينَ صَامَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- يَوْمَ عَاشُورَاءَ وَأَمَرَ بِصِيَامِهِ قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنَّهُ يَوْمٌ تُعَظِّمُهُ الْيَهُودُ وَالنَّصَارَى. فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « فَإِذَا كَانَ الْعَامُ الْمُقْبِلُ – إِنْ شَاءَ اللَّهُ – صُمْنَا الْيَوْمَ التَّاسِعَ ». قَالَ فَلَمْ يَأْتِ الْعَامُ الْمُقْبِلُ حَتَّى تُوُفِّىَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم-.

‘Abdullah bin ‘Abbaas Rodhiyallahu ‘anhuma mengatakan, ‘Ketika Rosulullah Shollallahu ‘alaihi wa Sallam puasa Hari Asyuuroo’ dan memerintahkan untuk berpuasa pada hari tersebut sebagian para sahabat bertanya, ‘Wahai Rosulullah sesungguhnya hari ini (Hari Asyuuroo’) merupakan hari yang diagungkan oleh Yahudi dan Nashrani’. Kemudian Nabi Shollallahu ‘alaihi wa Sallam menjawab, “Kalau demikian maka tahun depan –Insya Allah- kita juga berpuasa pada tanggal 9 Muharrom”. ‘Abdullah bin ‘Abbaas mengatakan, ‘Tidaklah datang tahun berikutnya melainkan Rosulullah Shollallahu ‘alaihi wa Sallam telah diwafatkan Allah Subhana wa Ta’ala[10].

Maka sudah selayaknya kita selaku ummat islam yang mengaku sangat mencintai Nabi Shollallahu ‘alaihi wa Sallam menunaikan cita-cita mulia beliau, yaitu berpuasa pada tanggal 9 Muharrom.

Insya Allah pada tanggal 9 dan 10 Muharrom 1435 H akan jatuh pada tanggal 13 dan 14 Nopember 2013 M.

Mudah-mudahan bermanfaat.

 

Sigambal, Awal Bulan Allah  1435 H

Aditya Budiman bin Usman

-yang mengharap ampunan Robbnya-



[1] HR. Muslim no. 1163.

[2] Lihat Fathul Barri hal. 435/V cet. Dar Thoyyibah, Riyadh, KSA.

[3] Idem hal. 436/V.

[4] HR. Bukhori no. 2001 dan Muslim no. 2696.

[5] HR. Bukhori no. 2002 dan Muslim no. 2697.

[6] Lihat Fathul Barri hal. 437/V.

[7] Idem.

[8] HR. Bukhori no. 2006 dan Muslim no. 1132.

[9] HR. Muslim no. 1134.

[10] HR. Muslim no. 1134.

 

Tulisan Terkait

Leave a Reply