Orang Yang Mendengar Kabar Hilal Sudah Tampak, Apa Do’anya

8 May

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

Orang Yang Mendengar Kabar Hilal Sudah Tampak, Apa Do’anya

Alhamdulillah wa sholatu wa salamu ‘alaa Rosulillah wa ‘alaa ashabihi wa maa walaah.

Alhamdulillah kita sudah memasuki Bulan Sya’ban. Artinya dalam beberapa hari ke depan insya Allah akan terdengar kabar di media sosial, elektronik maupun cetak tentang hilal Bulan Romadhon. Jika para pembaca ingin melihat bagaimana penetapan awal puasa apakah dengan hilal atau dengan hisab silakan klik link berikut.

Pada artikel sederhana kali ini, kita akan hadirkan fatwa salah seorang ulama yang tersohor di zaman kita hidup seputar apakah ada do’a bagi orang yang melihat langsung hilal ? Jika ada, apakah orang yang hanya mendengar berita atau kabar bahwa hilal telah terlihat juga disyari’atkan membacanya ?

Mari simak berikut ini.

Pertanyaan :

Fadhilatusy Syaikh Rohimahullah pernah ditanya, “Apakah ada riwayat dari Rosul Shollallahu ‘alaihi wa Sallam do’a khusus bagi orang yang melihat hilal ? Apakah boleh orang yang mendengar kabar terlihatnya hilal namun dia tidak melihatnya mengucapkan do’a tersebut ?”

Jawaban :

“Betul, ada. Hendaknya dia berdo’a dengan,

اللهُ أَكْبَرُ اللَّهُمَّ أهِلَّهُ عَلَيْنَا بِالأمْنِ وَالإيمانِ ، وَالسَّلاَمَةِ وَالإسْلاَمِ ، والتَّوْفِيْقِ لِمَا تُحِبُّ وَتَرْضَى رَبِّيْ وَرَبُّكَ اللهُ ، هِلالُ رُشْدٍ وخَيْرٍ

“Allah Maha Besar, ya Allah, tampakkanlah hilal itu pada kondisi aman dan iman, keselamatan dan Islam[1], taufik atas hal yang Engkau cintai dan ridhoi. Robbku dan Robbmu (hilal) adalah Allah, hilal petunjuk dan kebaikan”[2].

Terdapat 2 hadits lain juga dari Rosulullah Shollallahu ‘alaihi wa Sallam seputar ini namun sanadnya dibicarakan para ulama.

Zhohir haditsnya orang mengucapkan do’a ini tidak lain hanya orang yang langsung melihat hilal. Adapun orang yang (hanya) mendengar kabar tentang hilal sudah terlihat namun tidak melihatnya langsung maka tidak disyari’atkan baginya untuk mengucapkan do’a tersebut”.

 

[Diterjemahkan dari Majmu Fatawa Syaikh Muhammad bin Sholeh Al ‘Utsaimin hal. 38/XIX terbitan Dar Tsuroya, Riyadh, KSA]

 

 

 

 

Sigambal, 7 Sya’ban 1438 H / 3 Mei M.

menjelang kerja,

Aditya Budiman bin Usman

[1] HR. Tirmidzi no. 3451. Dinyatakan hasan oleh Al Albani dalam Shohihul Jami’ no. 4726.

[2] HR. Abu Dawud no. 5092.

 

Tulisan Terkait

Leave a Reply