31 Jan
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
Mencari Ketenangan Hati
Alhamdulillah wa Sholatu wa Salamu ‘alaa Rosulillah Shollallahu ‘alaihi wa Sallam.
Mengapa orang ingin mati-matian kuliah agar dapat IPK bagus ? Banyak yang menjawab, ‘Biar cepat lulus dan dapat kerjaan dengan gaji besar atau besar banget’. Kalau ditanya lagi kenapa memangnya dengan gaji yang besar atau besar banget itu ? Tak sedikit yang menjawab, ‘Biar hidup tenang bro, bisa beli apa aja dan dapetin apa aja’. Kalau ditanya lagi yakin gak ? Banyak yang diam atau terdiam.
Itulah gambaran sebagian pola pikir kita. Padahal setelah dapat kerja dengan gaji besar banget biasanya setelah ‘merasa mapan’ pengen resign. Kenapa ? Mau cari tenang, senang dan bosan dengan beban pekerjaan.
Intinya setiap kita hidup untuk mencari ketenangan. Namun ingat wahai kawan ketenangan itu harganya mahal dan tak ternilai dengan Rupiah, Dollar apalagi receh. Mari renungkan ungkapan Ibnul Qoyyim Rohimahullah nan indah dan manis berikut.
“Berikut ini adalah diantara hikmah/rahasia tauhid. Sesungguhnya hari tidak akan stabil, tenang dan tentram melainkan dengan mengarahkan hati kepada ketauhidan kepadaNya (Allah). Segala sesuatu selainNya yang dicintai dan diinginkan maka objek yang ditujunya bukanlah Allah. Segala sesuatu yang diinginkan dan dicintai yang semata-mata murni haruslah satu dan kepadaNya lah akhir segala urusan. Tidak mungkin akhir dari segala urusan kembali kepada sesuatu yang ganda. Sebagaimana mustahil awal mula penciptaan seluruh makhluk berasal dari sesuatu yang ganda. Maka barangisiapa yang puncak tujuan kecintaannya, harapan dan keinginan serta kepatuhannya kepada selain Allah maka hal tersebut akan sirna, hilang dan tercerai berai dari apa yang dia butuhkan. Sedangkan barangsiapa yang puncak kecintaannya, harapan, kekhawatirannya dan tujuannya adalah Allah Subhana wa Ta’ala maka dia akan berhasil memperoleh kenikmatannya, kelezatannya, kesenangan dan kebahagiaan yang kekal abadi”[1].
Apa yang beliau sampaikan bukanlah isapan jempol belaka. Salah satu dalilnya adalah firman Allah ‘Azza wa Jalla,
هُوَ الَّذِي أَنْزَلَ السَّكِينَةَ فِي قُلُوبِ الْمُؤْمِنِينَ لِيَزْدَادُوا إِيمَانًا مَعَ إِيمَانِهِمْ وَلِلَّهِ جُنُودُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَكَانَ اللَّهُ عَلِيمًا حَكِيمًا
“Dialah Allah yang telah menurunkan ketenangan ke dalam hati orang-orang mukmin supaya keimanan mereka bertambah di samping keimanan mereka (yang telah ada). Dan kepunyaan Allah-lah tentara langit dan bumi dan adalah Allah Maha Mengetahui lagi Maha Hikmah”. (QS. Al Fath [48] : 4)
Ibnu Katsir Asy Syafi’i Rohimahullah mengatakan,
“Allah Subhana wa Ta’ala berfirman (هُوَ الَّذِي أَنْزَلَ السَّكِينَةَ) maksudnya yaitu Dialah Allah yang menjadikan ketenangan. Inilah pendapatnya Ibnu ‘Abbas Rodhiyallahu ‘anhuma. Diriwayatkan juga dari beliau tentang tafsir ayat ini adalah rahmah kasih sayang.
Qotadah Rohimahullah mengatakan, ‘Maksudnya adalah wiqor/ketenangan, kewibawaan pada hati orang-orang yang beriman. Mereka adalah para shahabat pada peristiwa Hudaibiyah. Mereka adalah orang-orang yang menyambut seruan Allah dan RosulNya Shollallahu ‘alaihi wa Sallam dan melaksanakan ketentuan Allah dan RosulNya Shollallahu ‘alaihi wa Sallam. Ketika hati mereka telah tenang dengan hal tersebut maka Allahpun menambahkan bagi mereka keimanan di atas keimanan”[2].
Mencari ketengangan, ketentraman ? Mari kembali kepada Sang Pencipta dan merealisasikan perintah utamaNya yaitu mentauhidkan Allah semata.
Selesai Isya, 17 Robi’ul Akhir 1437 H, 27 Januari 2016 M
Aditya Budiman bin Usman.
[1] Lihat Fawaidul Fawaid tahqiq Syaikh Ali bin Hasan Al Halabiy Hafizhahullah hal. 22 terbitan Dar Ibnul Jauziy, Riyadh.
[2] Lihat Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim hal. 328/VII terbitan Dar Thoyyibah, Riyadh.
Leave a Reply