21 Jul
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
Membaca Al Qur’an Dengan Melihat Mushaf Atau Dengan Hafalan
Alhamdulillah wa sholatu wa salamu ‘alaa Rosulillah wa ‘alaa ashabihi wa maa walaah.
Pada Bulan Ramadhan kali ini kita akan lebih banyak membahas seputar membaca Al Qur’an. Nah, diantara pembahasan seputar ini adalah apa yang menjadi judul artikel kita kali ini. Gambaran keadaannya, seseorang yang memiliki hafalan ayat Al Qur’an yang banyak namun pada saat yang bersamaan dia juga memiliki sebuah mushaf Al Qur’an di tangannya. Dalam kondisi yang demikian manakah yang lebih utama baginya, membaca Al Qur’an dengan melihat mushaf atau dengan hafalannya.
Jawaban pertanyaan ini adalah apa yang disampaikan Syaikh Fu’ad bin ‘Abdul Aziz Syalhuub hafidzahullah, berikut petikannya.
مسألة :أيهما أفضل للقارىء أن يقرأ عن ظهر قلب أو من المصحف ؟
Pertanyaan :
Manakah yang lebih utama bagi seorang yang hafal Al Qur’an, membacanya dengan hafalan atau dengan melihat mushaf ?
الجواب: خلاف بين أهل العلم في ذلك، ففضل بعضهم القراءة عن ظهر قلب على القراءة من المصحف، ومنع ذلك آخرون وهم الأكثرون وقالوا: إن القراءة من المصحف أفضل، لأن فيه نظر للقرآن . وفي النظر للقرآن آثارٌ لم تثبت. وفصل آخرون في ذلك؛ قال ابن كثير:وقال بعض العلماء : المدار في هذه المسألة على الخشوع، فإن كان الخشوع أكثر عند القراءة عن ظهر قلب، فهو أفضل، وإن كان عند النظر في المصحف أكثر، فهو أفضل، فإن استويا، فالقراءة نظراً أولى، لأنها أثبت، وتمتاز بالنظر إلى المصحف. قال الشيخ أبو زكريا النواوي -رحمه الله- في التبيان: الظاهر أن كلام السلف وفعلهم محمول على هذا التفصيل. وقال ابن الجوزي: وينبغي لمن كان عنده مصحف أن يقرأ فيه كل يوم أيات يسيرة لئلا يكون مهجوراً.
Jawaban :
“Permasalahan ini merupakan permasalahan yang diperselisihkan diantara para ulama. Sebagian dari mereka menganggap bahwa membaca Al Qur’an dengan hafalannya lebih utama dari pada membacanya dengan melihat mushaf. Sebagian ulama lainnya melarang hal itu dan jumlah mereka banyak. Mereka berpendapat : sesungguhnya membaca Al Qur’an dengan melihat mushaf lebih utama. Karena orang yang membaca juga sedang beribadah ketika melihat mushaf Al Qur’an dan ketika melihat mushaf Al Qur’an terdapat faidah tidak dapat disebutkan satu persatu. Sebagian ulama lain merinci hal tersebut, Ibnu Katsir Rohimahullah mengatakan, ‘Sebagian ulama berpendapat bahwa inti dari permasalahan ini adalah kekhusyu’an. Bagi orang yang rasa khusyuknya lebih besar ketika membaca Al Qur’an dari hafalannya maka hal itu lebih utama baginya. Namun sebaliknya jika seseorang lebih khusyuk ketika membaca Al Qur’an dengan melihat mushaf maka hal itu lebih utama baginya dan karena hal itu lebih kokoh baginya serta dia juga mendapatkan keistimewaan tersendiri ketika melihat mushaf. Abu Zakariya An Nawawiy Rohimahullah mengatakan dalam At Tibyan, ‘Zhohir dari perkataan para salaf dan perbuatan meraka menunjukkan adanya rincian dalam hal ini[1]’. Ibnul Jauziy Rohimahullah mengatakan, ‘Sudah seyogyanya bagi orang yang memiliki mushaf agar membaca dengan melihatnya sebanyak ayat-ayat yang mudah baginya agar mushaf tersebut tidak tersia-siakan”[2].
[Diterjemahkan secara bebas dari Kitaabul Adaab karya Syaikh ‘Abdul ‘Aziz Syalhuub hal. 18 terbitan Darul Qosim, Riyadh, KSA]
Maka marilah bersemangat mengkhatamkan Al Qur’an di Bulan Romadhon ini. Mudah-mudahan Allah ‘Azza wa Jalla memberikan kita kekuatan dan hidayah untuk melaksanakannya, amin.
Sigambal, waktu dhuha bersama Syifa.
15 Romadhon 1435 H / 13 Juli 2014 M / Aditya Budiman bin Usman
[1]Fadhoil Al Qur’an hal. 212 dengan tahqiq Abu Ishaaq Al Huwainiy terbitan Maktabah Ibnu Taimiyah.
[2]Al Adabul Asy Syar’iyah oleh Ibnu Muflih hal. 285/II terbitan Mu’asasah Risalah.
Leave a Reply