11 Dec
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
Istiqomah Harus Untuk Allah, Karena Nya dan Di Atas Perintah Nya
Alhamdulillah wa sholatu wa salamu ‘alaa Rosulillah wa ‘alaa ashabihi wa maa walaah.
Ada sebuah pertanyaan mendasar tentang keistiqomahan yang sangat layak untuk kita pahami, renungkan dan tanamkan dalam hati kita. Jawaban pertanyaan tersebut merupakan suatu hal yang akan sangat membantu kita meniti jalan keistiqomahan. Pertanyaan tersebut adalah ‘Untuk siapa anda istiqomah ? ; Sebab atau karena siapa anda istiqomah ? dan Pada perkara apa anda istiqomah ?’
Mari simak ketiga jawaban tersebut yang menjadi sebuah kaidah dalam meniti jalan keistiqomahan.
Syaikh Prof. DR. ‘Abdur Rozzaq Hafizhahullah menuturkan[1].
Istiqomah Tidak Akan Terwujud Melainkan Untuk Allah, Karena Nya dan Di Atas PerintahNya
Pertama Untuk Allah, yaitu harus ikhlas untuk Allah. Maknanya seorang hamba berusaha istiqomah menjalani jalan yang lurus harus mengikhlaskannya kepada Allah ‘Azza wa Jalla, berharap pahala dan ridho Nya. Allah Ta’ala berfirman,
وَمَا أُمِرُوا إِلَّا لِيَعْبُدُوا اللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ
“Dan tidaklah mereka diperintahkan melainkan untuk menyembah Allah dengan mengikhlaskan amal kepada Nya”. (QS. Al Bayyinah [98] : 5)
Kedua Karena Allah, yaitu dengan memohon pertolongan kepada Allah untuk melaksanakan, menjalani dan tetap berada di jalur istiqomah. Allah Subhana wa Ta’ala berfirman,
فَاعْبُدْهُ وَتَوَكَّلْ عَلَيْهِ
“Sembahlah Allah dan bertawakkallah kepada Nya”. (QS. Huud [11] : 123).
Firman Allah Ta’ala,
إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ
“Hanya kepada Mu lah kami menyembah dan hanya kepada Mu lah kami memohon pertolongan”. (QS. Al Fatihah [1] : 5).
Dalam hadits Nabi Shollallahu ‘alaihi wa Sallam,
احْرِصْ عَلَى مَا يَنْفَعُكَ وَاسْتَعِنْ بِاللَّهِ
“Bersemangatlah terhadap hal-hal yang bermanfaat bagimu dan mohonlah pertolongan kepada Allah”[2].
Ketiga Di Atas Perintah Allah, yaitu menjalani keistiqomahan di atas jalan yang lurus, jalan yang Allah Subhana wa Ta’ala perintahkan kepada seluruh hamba Nya. Sebagaimana firman Allah Ta’ala,
فَاسْتَقِمْ كَمَا أُمِرْتَ
“Bertaqwalah, istiqomahlah kepada Allah sebagaimana kalian diperintahkan”. (QS. Huud [11] : 112).
Telah disebutkan sebagian atsar dari salaf Rohimahumullah tentang pengukuhan makna ini. Misalnya perkataan Ibnu ‘Abbas Rodhiyallahu ‘anhuma tentang firman Allah Ta’ala,
ثُمَّ اسْتَقَامُوا
“Kemudian istiqomah di atasnya”. (QS. Fushshilat [41] : 30)
Beliau mengatakan, “Istiqomah melaksanakan kewajiban-kewajiban”.
Al Hasan (Al Bashri) Rohimahullah mengatakan, “Istiqomah di atas perintah Allah, melaksanakan keta’atan kepada Nya dan menjauhi maksiat kepada Nya”.
Perintah Allah adalah seluruh syari’atnya yang karena itulah Dia mengutus Nabi Nya sholawaatullah ‘alaihi wa salaamu ‘alaihi.
*****
Kesimpulan
- Istiqomah harus ikhlas karena Allah ‘Azza wa Jalla.
- Seseorang dapat istiqomah karena pertolongan dari Allah Subhana wa Ta’ala.
- Keistiqomahan itu dengan menjalankan perintah Allah Ta’ala dan Rosul Nya Shollallahu ‘alaihi wa Sallam.
Allahu Ta’ala A’lam.
Setelah subuh sambing mangku Syifa, 25 Shofar 1437 H, 7 Desember 2015 M
Aditya Budiman bin Usman bin Zubir
[1] Lihat ‘Asyaru Qowa’id fii Al Istiqomah hal. 26-27 terbitan Darul Fadhilah
[2] HR. Muslim no. 2664 melalui shahabat Abu Huroiroh Rodhiyallahu ‘anhu.
Leave a Reply