Hukum Menggunakan Penutup Kepala Dalam Sholat

24 Oct

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

Hukum Menggunakan Penutup Kepala Dalam Sholat

Segala puji hanya kembali dan milik Allah Tabaroka wa Ta’ala, hidup kita, mati kita hanya untuk menghambakan diri kita kepada  Dzat yang tidak membutuhkan sesuatu apapun dari hambanya. Sholawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada Rasulullah, Muhammad bin Abdillah Shollallahu ‘alaihi wa Sallam, beserta keluarga dan para sahabat beliau radhiyallahu ‘anhum.

Syaikh DR. Sholeh Al Fauzan hafidzahullah ditanya,

ما حكم تغطية الرأس في الصلاة ؟ وهل كان النبي صلى الله عليه وسلم يغطي رأسه ؟ وهل يستحب للإمام أو المأموم أن يغطي رأسه ؟

“Apakah hukum menutup kepala ketika sholat ? Apakah merupakan kebiasaan Nabi Shollallahu ‘alaihi wa Sallam menutup kepalanya (ketika sholat) ? Apakah dianjurkan bagi imam dan makmum menutup kepala ketika sholat ?”

Beliau menjawab,

لا يلزم المصلي إذا كان رجلاً أن يغطي رأسه، بل يجوز للمصلي أن يصلي وهو مكشوف الرأس؛ لأن رأس الرجل ليس عورة يجب سترها، ولكن تغطية الرأس من تجميل الهيئة المستحبة في الصلاة؛ لقوله تعالى : { يَا بَنِي آدَمَ خُذُواْ زِينَتَكُمْ عِندَ كُلِّ مَسْجِدٍ } [ سورة الأعراف : آية 31 ] ؛ فالتجميل للصلاة أمر مطلوب، وهو تزين بالثياب، وأقل حد في ذلك هو ستر العورة، وهذا لابد منه، وما زاد على ذلك؛ فإنه مستحب ومكمل للهيئة، ومن ذلك تغطية الرأس .

“Tidak wajib bagi orang yang akan sholat menggunakan penutup kepala. Bahkan boleh seseorang yang akan sholat membiarkan kepalanya tanpa penutup. Karena kepala bukanlah aurat yang wajib ditutup ketika sholat. Akan tetapi menggunakan penutup kepala ketika sholat merupakan salah satu bentuk memperbagus keadaan seseorang ketika akan melaksanakan sholat. Yang mana hukumnya dianjurkan ketika akan sholat. Hal ini berdasarkan firman Allah Subhana wa Ta’ala,

يَا بَنِي آدَمَ خُذُواْ زِينَتَكُمْ عِندَ كُلِّ مَسْجِدٍ

“Wahai keturunan anak Adam ambillah/pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) mesjid”. (QS. Al A’rof [7] : 31)

Maka memperindah keadaan/pakaian yaitu menghiasi diri untuk melaksanakan sholat merupakan sebuah perkara yang diinginkan (mustahab/dianjurkan hukumnya). Batas minimal hal ini adalah menutup aurat dan hal ini hukumnya wajib. Sedangkan selebihnya hukumnya dianjurkan. Termasuk hal ini adalah menggunakan penutup kepala”[1].

 

Mudah-mudahan bermanfaat.

Sigambal, Hari Tasyrik  1434 H

Aditya Budiman bin Usman

-yang mengharap ampunan Robbnya-



[1] Al Muntaqoo min Fatawaa Al Fauzan hal. 22-23/49.

Tulisan Terkait

2 Comments ( ikut berdiskusi? )

  1. abu al jauzi
    Oct 24, 2013 @ 10:02:48

    Assalaamu’alaikum ustadz, Bagaimana dgn menggunakan sorban, apakah ada anjurannya? Jazakumullaahu khoiron katsiiro

    Reply

Leave a Reply