14 Nov
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
Dianjurkankah Puasa ‘Aasyuuroo’ dan Tanggal 11 Muharrom ?
Segala puji hanya milik Allah Tabaroka wa Ta’ala dan kembali pada-Nya, hidup kita, mati kita hanya untuk menghambakan diri kita kepada Dzat yang tidak membutuhkan sesuatu apapun dari hambanya. Sholawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada Rasulullah, Muhammad bin Abdillah Shollallahu ‘alaihi wa Sallam, beserta keluarga dan para sahabat beliau radhiyallahu ‘anhum.
Alhamdulillah kita telah memasuki tanggal 10 Muharrom 1435 H (silakan lihat seputar puasa ‘Aasyuuroo’ di sini), yang mana pada hari ini disunnahkan untuk melakukan puasa ‘Aasyuuroo’. Mungkin disekitar kita ada yang mengatakan dianjurkan juga untuk menyambung puasa hari ini dengan puasa pada tanggal 11 Muharrom (baca : besok). Lalu apakah hal ini benar ?
Sebagian ulama Rohimahumullah berpendapat dianjurkannya menyambung puasa ‘Aasyuuroo’ dengan puasa tanggal 11 Muharrom. Mereka berdalil dengan sebuah riwayat yang diriwayatkan dari ‘Abdullan bin ‘Abbas Rodhiyallahu ‘anhuma.
عَن ابْنِ عَبَّاسٍ ، رَضِيَ الله عَنْهُمَا , قَالَ : قَالَ رَسُولُ الله صَلَّى الله عَلَيه وسَلَّم : صُومُوا عَاشُورَاءَ ، وَخَالِفُوا فِيهِ الْيَهُودَ ، صُومُوا قَبْلَهُ يَوْمًا وَبَعْدَهُ يَوْمًا.
Dari ‘Abdullah bin ‘Abbas Rodhiyallahu ‘anhuma, dia berkata, Rosulullah Shollallahu ‘alaihi wa Sallam mengatakan, “Puasa ‘Aasyuuroo’lah kalian. Selisihilah Yahudi, berpuasalah sehari sebelumnya dan sehari setelahnya”[1].
Pentahqiq Musnad Imam Ahmad, Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengatakan, “Sanadnya lemah”.
Terdapat riwayat yang shahih secara mauquf kepada ‘Abdullah bin ‘Abbas Rodhiyallahu ‘anhuma.
عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ أَنَّهُ قَالَ صُومُوا التَّاسِعَ وَالْعَاشِرَ وَخَالِفُوا الْيَهُودَ
Dari ‘Abdullah bin ‘Abbas Rodhiyallahu ‘anhuma, sesungguhnya beliau mengatakan, “Berpuasalah kalian pada hari ke sembilan dan sepuluh Bulah Muharrom serta selisihilah Yahudi”[2].
Pentaqiq Zaadul Ma’ad mengatakan, “Sanadnya shahih”.
Imam Ahmad Rohimahullah mengatakan,
أنا أذهب إليه
“Saya (Imam Ahmad) sependapat dengan hal itu”[3].
Penulis Shohih Fiqh Sunnah mengatakan,
“Sebagian ulama berpendapat diajurkan hukumnya untuk berpuasa pada tanggal 11 Muharrom setelah sebelumnya berpuasa pada tanggal 9 dan 10 Muharrom. Mereka berdalil dengan riwayat yang diklaim berasal dari ‘Abdullah bin ‘Abbas Rodhiyallahu ‘anhuma.
َالَ رَسُولُ الله صَلَّى الله عَلَيه وسَلَّم : صُومُوا عَاشُورَاءَ ، وَخَالِفُوا فِيهِ الْيَهُودَ ، صُومُوا قَبْلَهُ يَوْمًا وَبَعْدَهُ يَوْمًا.
Dari ‘Abdullah bin ‘Abbas Rodhiyallahu ‘anhuma, dia berkata, Rosulullah Shollallahu ‘alaihi wa Sallam mengatakan, “Puasa ‘Aasyuuroo’lah kalian. Selisihilah Yahudi, berpuasalah sehari sebelumnya dan sehari setelahnya”[4].
Akan tetapi hadits ini lemah sekali sehingga tidak dapat dijadikan hujjah/argumen dianjurkannya puasa tesebut. Allahu a’lam”[5].
Mudah-mudahan bermanfaat.
Sigambal, 10 Muharrom 1435 H
Aditya Budiman bin Usman
-yang mengharap ampunan Robbnya-
[1] HR. Ahmad no. 2154 Ibnu Khuzaimah no. 2095 dan Al Baihaqi no. 287/IV.
[2] HR. Al Baihaqi no. 287/IV, Abdur Rozzaq no. 7839.
[3] Lihat Lathoif Ma’arif hal. 98 cet. Al Maktab Al Islamiyah.
[4] HR. Ahmad no. 2154 Ibnu Khuzaimah no. 2095 dan Al Baihaqi no. 287/IV.
[5] Lihat Shohih Fiqh Sunnah hal. 135/II terbitan Al Maktabah At Tauqifiyah.
Leave a Reply