9 Feb
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
Betapa Sayangnya Allah kepada Anda
Alhamdulillah wa sholatu wa salamu ‘alaa Rosulillah wa ‘alaa ashabihi wa maawalaah.
Siapa diantara kita yang tidak ingin disayang ? Sudah menjadi fitrah setiap insan ingin disayang oleh orang lain. Lihatlah anak anda, betapa dia sangat ingin anda menyanginya. Lihat pula seekor kucing betapa dia berusaha mendekatkan dirinya dengan anda agar anda menyayangi dan memberinya makan. Atau lihat pula diri anda ketika sang adik anda lahir, anda akan berusaha sekuat tenaga agar andalah menjadi orang yang paling disayang kedua orang tua anda.
Namun siapa yang sesungguhnya paling sayang kepada anda ? Mari simak hadits Nabi Shollallahu ‘alaihi wa Sallam berikut.
Terdapat dalam Shohihain dari ‘Umar bin Al Khoththob Rodhiyallahu ‘anhu bahwasanya dia berkata,
قَدِمَ عَلَى رَسُولِ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- بِسَبْىٍ فَإِذَا امْرَأَةٌ مِنَ السَّبْىِ تَبْتَغِى إِذَا وَجَدَتْ صَبِيًّا فِى السَّبْىِ أَخَذَتْهُ فَأَلْصَقَتْهُ بِبَطْنِهَا وَأَرْضَعَتْهُ فَقَالَ لَنَا رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « أَتَرَوْنَ هَذِهِ الْمَرْأَةَ طَارِحَةً وَلَدَهَا فِى النَّارِ ». قُلْنَا لاَ وَاللَّهِ وَهِىَ تَقْدِرُ عَلَى أَنْ لاَ تَطْرَحَهُ. فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « لَلَّهُ أَرْحَمُ بِعِبَادِهِ مِنْ هَذِهِ بِوَلَدِهَا ».
“Rosulullah Shollallahu ‘alaihi wa Sallam memperoleh banyak tawanan perang. Tiba-tiba ada seorang perempuan dari mereka yang mencari bayinya dalam kelompok tawanan tersebut. Kemudian dia mengambil bayi itu, memeluknya kemudian menyusuinya. Rosulullah Shollallahu ‘alaihi wa Sallam bertanya kepada kami, “Menurut kalian, apakah perempuan ini tega melemparkan anaknya itu ke api ?” Kamipun menjawab, “Demi Allah, tidak akan melemparkannya ke api selama dia masih mampu untuk tidak melemparnya”. Lalu Rosulullah Shollallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda, “Sungguh Allah lebih sayang kepada para hamba Nya melebihi kasih sayang perempuan ini terhadap anaknya”[1].
Ibnu Hajar Rohimahullah mengatakan, “Sabda Nabi Shollallahu ‘alaihi wa Sallam (بِعِبَادِهِ) seakan-akan yang dimasukkan dengan para hamba Nya dalam hadits ini adalah mereka yang mati dalam keadaan Islam. Hal ini dikuatkan oleh hadits yang dikeluarkan oleh Imam Ahmad dan Al Hakim dari shahabat Anas Rodhiyallahu ‘anhu. Dia berkata,
مَرَّ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي نَفَرٍ مِنْ أَصْحَابِهِ وَصَبِيٌّ فِي الطَّرِيقِ فَلَمَّا رَأَتْ أُمُّهُ الْقَوْمَ خَشِيَتْ عَلَى وَلَدِهَا أَنْ يُوطَأَ فَأَقْبَلَتْ تَسْعَى وَتَقُولُ ابْنِي ابْنِي وَسَعَتْ فَأَخَذَتْهُ فَقَالَ الْقَوْمُ يَا رَسُولَ اللَّهِ مَا كَانَتْ هَذِهِ لِتُلْقِيَ ابْنَهَا فِي النَّارِ قَالَ فَخَفَّضَهُمْ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ وَلَاءُ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ لَا يُلْقِي حَبِيبَهُ فِي النَّارِ
“Nabi Shollallahu ‘alaihi wa Sallam bersama para shahabat sedang melintasi sebuah jalan yang di tengahnya ada seorang anak kecil. Ketika ibunya melihat rombongan, dia pun khawatir anaknya terinjak. Maka dia berusaha menyelamatkan anaknya tersebut dan mengatakan, “Anakku … anakku…..”. Kemudian dia pun mengambil anaknya. Kemudian Dia (Anas) berkata, “Wahai Rosulullah, Ibu ini tidak mungkin melemparkan anaknya ke api ?” Rosulullah Shollallahu ‘alaihi wa Sallam pun menenangkan mereka, “Allah ‘Azza wa Jalla tidak akan menjerumuskan kekasih Nya ke dalam neraka”[2].
Syaikh Abu Muhammad bin Abu Jamroh Rohimahullah mengatakan,
“Lafazh para hamba dalam hadits ini umum namun maknanya khusus untuk orang-orang yang beriman”[3].
Pertanyaannya apakah anda menyangsikan kasih sayang seorang ibu kepada anaknya yang masih kecil?? Maka Allah jauh jauh jauh lebih sayang kepada anda jika anda mau beriman kepada Nya. Artinya Allah Subhana wa Ta’ala lah yang paling sayang kepada anda.
Selanjutnya di tingkatan selanjutnya, orang yang paling sayang kepada anda Rosulullah Shollallahu ‘alaihi wa Sallam. Allah Subhana wa Ta’ala telah mengabarkannya dalam Al Qur’an.
لَقَدْ جَاءَكُمْ رَسُولٌ مِنْ أَنْفُسِكُمْ عَزِيزٌ عَلَيْهِ مَا عَنِتُّمْ حَرِيصٌ عَلَيْكُمْ بِالْمُؤْمِنِينَ رَءُوفٌ رَحِيمٌ
“Sungguh telah datang kepadamu seorang Rosul dari kalanganmu sendiri, berat terasa olehnya penderitaanmu, sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, amat belas kasihan lagi penyayang terhadap orang-orang mukmin”.
(QS. At Taubah [9] : 128)
Lihatlah betapa sayangnya Rosulullah Shollallahu ‘alaihi wa Sallam kepada kita. Diriwayatkan dari Abullah bin Mas’ud Rodhiyallahu ‘anhu bahwa Nabi Shollallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda,
إِنَّ اللَّهَ لَمْ يُحَرِّمْ حُرْمَةً إِلَّا وَقَدْ عَلِمَ أَنَّهُ سَيَطَّلِعُهَا مِنْكُمْ مُطَّلِعٌ أَلَا وَإِنِّي آخِذٌ بِحُجَزِكُمْ أَنْ تَهَافَتُوا فِي النَّارِ كَتَهَافُتِ الْفَرَاشِ أَوْ الذُّبَابِ
“Sesungguhnya Allah tidaklah mengharamkan sesuatu yang haram melainkan Allah telah mengetahui ada sekelompok orang dari kalian yang menginginkannya. Ketahuilah sesungguhnya aku (Rosul) memegang pinggang kalian agar tidak jatuh ke neraka sebagaimana jatuhnya kupu-kupu ataupun lalat”[4].
Kalaulah ada orang yang menyalamatkan anda dari kejaran orang yang akan membunuh dan menyiksa anda tentu anda akan sangat berterima kasih kepadanya. Tidak ada seorang yang beriman pun yang ragu bahwa siksa neraka lebih dahsyat dibandingkan bahaya apapun di dunia ini.
Dari hadits dan ayat ini dapat kita simpulkan bahwa yang paling sayang kepada anda wahai orang beriman adalah Allah ‘Azza wa Jalla kemudian Rosulullah Shollallahu ‘alaihi wa Sallam. Diantara bentuk kasih sayang Nya adalah Dia dan Rosul Nya Shollallahu ‘alaihi wa Sallam memerintahkan anda untuk melakukan berbagai kewajiban dan melarang anda dari melakukan berbagai keharaman. Agar anda terhindar dari suatu bahaya yang paling besar yaitu neraka dan anda mendapatkan kenikmatan yang tiada taranya yaitu surga Nya.
Allah Subhana wa Ta’ala berfirman,
أَيَحْسَبُ الْإِنْسَانُ أَنْ يُتْرَكَ سُدًى
“Apakah manusia mengira mereka dibiarkan sia-sia”. (QS. At Taubah [9] : 128)
Imam Syafi’i Rohimahullah menafsirkan,
والسُّدَي الَّذِيْ لَا يُؤْثَرُ وَلَا يُنْهَى
“Sia-sia yaitu tidak diperintah dan tidak pula dilarang”[5].
Artinya seluruh perintah dan larangan Allah Subhanahu wa Ta’ala dan Rosul Nya Shollallahu ‘alaihi wa Sallam merupakan bentuk kecintaan kedua Nya kepada orang-orang yang beriman.
Tidak perlu diragukan lagi bahwa seorang anak diperintah dan dilarang oleh orang tuanya tentu karena sayang keduanya. Sedangkan anak yang sudah tidak diperintah dan dilarang orang tuanya lagi tentu menunjukkan kedua orang tuanya sudah tidak peduli dan sayang lagi kepadanya.
Pertanyaannya maukah anda menjadi orang yang tidak diperdulikan Allah ‘Azza wa Jalla kelak pada hari qiyamat ??!!!
Aditya Budiman bin Usman
[1] HR. Bukhori no. 5999, Muslim no. 2754.
[2] HR. Ahmad no. 12037. Hadits ini dinilai shohih oleh Syaikh Syu’aib Al Arnatuh Rohimahullah.
[3] Lihat Fathul Bari hal. 542/XIII terbitan Dar Thoyyibah, Riyadh, KSA.
[4] HR. Ahmad no. 3704. Hadits ini dinilai hasan oleh Syaikh Syu’aib Al Arnatuh Rohimahullah.
[5] Lihat Ar Risalah oleh Imam Syafi’i.
4 Comments ( ikut berdiskusi? )
Leave a Reply
catur
Feb 12, 2017 @ 21:42:56
assalamualaikum ustadz saya tidak sengaja mengucapkan kalimat kekufuran apakah saya bisa kafir…………. ketika orang tidak sengaja /tanpa disadari apa bisa kafir
Aditya Budiman
Feb 17, 2017 @ 22:01:36
Alaikumussalam boleh dicantumkan kalimatnya seperti apa?
rois
Feb 13, 2017 @ 09:40:40
assalamualaikum ustadz kalau kita mengucapkan kalimat kekufuran tidak sengaja apakah saya bisa kufur
Aditya Budiman
Feb 17, 2017 @ 22:00:46
Alaikumussalam
Ucapan kekufuran simisal apa?