2 Apr
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
Baca Ayat Selain Al Fatihah Pada Roka’at Ketiga dan Keempat
Alhamdulillah wa Sholatu wa Salamu ‘alaa Rosulillah Shollallahu ‘alaihi wa Sallam.
Sekarang lagi ngtren anti mainstreem (biar gak sama, gak gitu-gitu aja, gak seperti kebanyakan orang –ed.) Boleh gak judul di atas ? Pernah gak ibadah tu rasanya gitu-gitu aja, ya kayak alir mengalir aja, kurang termaknai atau de el el ? Gak usah dijawab pake suara gan… dalem hati aja. Trus cek keterangan berikut.
Salah satu cara beribadah Nabi Shollalahu ‘alaihi wa Sallam adalah bervariasinya ucapan dzikir beliau dalam ibadah. Contohnya dzikir atau do’a iftitah. Dalam banyak riwayat yang valid / shohih dari Nabi Shollalahu ‘alaihi wa Sallam terdapat variasi do’a iftitah ini. Misalnya hadits Nabi Shollalahu ‘alaihi wa Sallam melalui shahabat Abu Huroiroh Rodhiyallahu ‘anhu,
اللَّهُمَّ بَاعِدْ بَيْنِى وَبَيْنَ خَطَايَاىَ كَمَا بَاعَدْتَ بَيْنَ الْمَشْرِقِ وَالْمَغْرِبِ اللَّهُمَّ نَقِّنِى مِنْ خَطَايَاىَ كَمَا يُنَقَّى الثَّوْبُ الأَبْيَضُ مِنَ الدَّنَسِ اللَّهُمَّ اغْسِلْنِى مِنْ خَطَايَاىَ بِالثَّلْجِ وَالْمَاءِ وَالْبَرَدِ
“Yaa Allah, jauhkanlah diriku dan kesalahan-kesalahanku sebagaimana Engkau menjauhkan antara Timur dan Barat. Yaa Allah bersihkanlah aku dari kesalahan-kesalahanku sebagaimana baju yang putih dibersihkan dari kotoran. Yaa Allah cucilah aku dari kesalahan-kesalahanku dengan salju, air dan air dingin”[1].
Hadits Nabi Shollalahu ‘alaihi wa Sallam dari shahabat Umar bin Al Khoththob Rodhiyallahu ‘anhu,
سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ تَبَارَكَ اسْمُكَ وَتَعَالَى جَدُّكَ وَلاَ إِلَهَ غَيْرُكَ
“Maha suci Engkau yaa Allah, aku memuji Mu, Maha Berkah Nama Mu, Maha Tinggi Kekayaan dan Kebesaran Mu serta tiada sesembahan yang berhak disembah selain Engkau”[2].
Nah, sebenarnya udah pernah kita sampein, bagaimana kaidah dalam dzikir dan do’a yang terdapat lebih dari satu riwayat yang shohih. Cek dulu disini gan…
Syaikh Muhammad bin Sholeh Al ‘Utsaimin Rohimahullah mengatakan,
“Ini merupakan sebuah kaidah yang selayaknya seorang penuntut ilmu memahaminya. Sesungguhnya ibadah-ibadah jika terdapat (riwayat yang valid -pen) dalam bentuk yang bervariasi maka sesungguhnya ibadah tersebut sebaiknya dikerjakan dalam salah satu bentuk pada suatu kesempatan dan pada kesempatan lainnya dengan bentuk yang lainnya. Terdapat tiga faidah dalam hal ini :
Faidah Pertama, Melaksanakan sunnah dengan semua bentuk/variasinya.
Faidah Kedua, Menjaga Sunnah. Karena apabila anda membiarkan/tidak mengamalkan salah satu bentuknya maka anda akan terlupakan bentuk lainnya sehingga sunnah tidak terjaga.
Faidah Ketiga, Agar seseorang yang melaksanakan sunnah/ibadah ini tidak hanya sekedar kebiasaan. Karena kebanyakan orang melaksanakan sunnah hanya dalam satu bentuk saja sehingga ibadahnya berlalu demikian sekedar kebiasaan saja dan tidak terhadirkan dalam hatinya. Namun apabila membiasakan dirinya untuk mengerjakan bentuk ini sekali dan pada kesempatan lain bentuk lain dalam rangka memberikan perhatian terhadap sunnah”[3].
Nah, Salah satu sunnah yang jarang kita amalkan, atau bahkan sebagian kita menganggap hal tersebut adalah sebuah kesalahan yaitu membaca ayat selain Surat Al Fatihah pada roka’at ketiga dan keempat pada suatu kesempatan / kadang-kadang.
Syaikh Abu Malik Kamaal bin Sayyid Saliim Hafidzahullah mengatakan[4],
“Disunnahkan membaca surat setelah Al Fatihah (selain surat Al Fatihah-pen) pada dua roka’at yang pertama dengan ijma’ ulama. Demikian juga disunnahkan membacanya kadang-kadang pada rokaat ketiga dan keempat”.
Dalil (pernyataan pertama –pen) adalah hadits yang diriwayatkan dari Qotadah, Dia mengatakan, “Nabi Shollalahu ‘alaihi wa Sallam biasa membaca Al Fathihah dan surat lainnya pada dua roka’at yang pertama pada sholat zhuhur dan ‘ashar. Kadang kami mendengar beliau hanya membaca satu ayat. Beliau hanya membaca Al Fatihah pada 2 roka’at yang akhir”[5].
“Sedangkan membaca ayat selain Al Fatihah setelah membaca Al Fatihah maka berdasarkan hadits yang diriwayatkan dari Abu Sa’id, bahwasanya Nabi Shollalahu ‘alaihi wa Sallam membaca sekedar 30 ayat pada dua roka’at awal sholat zhuhur dan pada dua roka’at yang terakhir membaca ayat (setelah Al Fatihah –pen.) sekadar 15 ayat…..”[6].
Mari meningkatkan kualitas amal dan menambah khasanah keilmuan.
Sebelum Zhuhur 11 Jumadits Tsaniy 1436 H/1 April 2015 M.
Aditya Budiman bin Usman
[1] HR. Bukhori no. 744, Muslim no. 598.
[2] HR. Muslim no. 399.
[3] Lihat Shifat Sholat Nabi Shollalahu ‘alaihi wa Sallam oleh Syaikh Muhammad bin Sholeh Al ‘Utsaimin Rohimahullah hal. 16-17 Terbitan Darus Salam, Riyadh, KSA.
[4] Lihat Shohih Fiqh Sunnah hal. 336-337/I terbitan Maktabah Tauqifiyah, Kairo, Mesir.
[5] HR. Muslim 421.
[6] HR. Muslim 452.
Leave a Reply