Sudahkah Anda Persiapkan Pemutih Wajah Di Hari Qiyamat ?

30 Jan

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

Sudahkah Anda Persiapkan Pemutih Wajah Di Hari Qiyamat ?

Alhamdulillah wa sholatu wa salamu ‘alaa Rosulillah wa ‘alaa ashabihi wa maa walaah.

Akhir-akhir ini demikian marak diantara kalangan wanita, baik muda tua, gadis ataupun seorang ibu produk-produk pemutih wajah. Semangat untuk hal itu demikian luar biasa. Kita tidak katakan haram hal yang demikian. Namun ada baiknya kita simak artikel berikut ini.

Nabi Shollalahu ‘alaihi wa Sallam bersabda sebagaimana yang diriwayatkan dari shahabat ‘Abdullah bin ‘Umar bin Al Khoththob Rodhiyallahu ‘anhuma,

يَا مَعْشَرَ النِّسَاءِ تَصَدَّقْنَ وَأَكْثِرْنَ الاِسْتِغْفَارَ فَإِنِّى رَأَيْتُكُنَّ أَكْثَرَ أَهْلِ النَّارِ

“Wahai sekalian para wanita, bersedekahlah kalian dan perbanyaklah istghfar. Karena sesengguhnya aku benar-benar melihat kalian merupakan penghuni terbanyak di neraka”[1].

Ketika anda membaca hadits Nabi Shollalahu ‘alaihi wa Sallam yang kami nukil di atas dan anda adalah seorang wanita, bukanlah maksud kami hendak mengatakan bahwa anda adalah penghuni neraka. Bukan saudariku, maksud kami adalah hendaklah ketika kita membaca hadits di atas, kita merenungi diri kita masing-masing. Apakah kita sudah melaksanakan hadits di atas. Jika anda laki-laki maka apakah anda sudah membimbing istri, anak anda atau bahkan orang tua anda untuk melaksanakan hadits di atas ??!!

Oke, mari kita lanjutkan. Berkaitan dengan judul di atas. Terdapat firman Allah Subhanahu wa Ta’ala,

يَوْمَ تَبْيَضُّ وُجُوهٌ وَتَسْوَدُّ وُجُوهٌ فَأَمَّا الَّذِينَ اسْوَدَّتْ وُجُوهُهُمْ أَكَفَرْتُمْ بَعْدَ إِيمَانِكُمْ فَذُوقُوا الْعَذَابَ بِمَا كُنْتُمْ تَكْفُرُونَ

“Pada hari yang di waktu itu ada muka yang putih berseri, dan ada pula muka yang hitam muram. Adapun orang-orang yang hitam muram mukanya (kepada mereka dikatakan), “Kenapa kamu kafir sesudah kamu beriman? Karena itu rasakanlah azab disebabkan kekafiranmu itu”. (QS. Ali ‘Imron [3] : 106)

Syaikh Muhammad bin Sholeh Al ‘Utsaimin Rohimahullah mengatakan[2],

Sudahkah Anda Persiapkan Pemutih Wajah Di Hari Qiyamat1

“Firman Allah Subhanahu wa Ta’ala (يَوْمَ تَبْيَضُّ وُجُوهٌ وَتَسْوَدُّ وُجُوهٌ) ‘hari yang di waktu itu ada muka yang putih berseri, dan ada pula muka yang hitam muram’ merupakan susunan kalimat isti’nafiyah, maknanya ingatlah hari ketika ada wajah yang diputihkan dan ada yang dihitamkan. Maksudnya ingatlah hari itu ketika manusia terbagi menjadi dua golongan”.

Beliau Rohimahullah melanjutkan[3],

Sudahkah Anda Persiapkan Pemutih Wajah Di Hari Qiyamat2

“Firman Allah Ta’ala (يَوْمَ تَبْيَضُّ وُجُوهٌ وَتَسْوَدُّ وُجُوهٌ), diputihkan maksudnya adalah dijadikan wajahnya putih. Inilah wajah orang-orang yang beriman. Ummat Islam diberikan kekhususuan dengan cahaya putih yang dengannya mereka dapat dikenal pada hari qiyamat. Sebagaimana sabda Nabi Shollalahu ‘alaihi wa Sallam,

لَكُمْ سِيمَا لَيْسَتْ لأَحَدٍ مِنَ الأُمَمِ تَرِدُونَ عَلَىَّ غُرًّا مُحَجَّلِينَ مِنْ أَثَرِ الْوُضُوءِ

“Bagi kalian tanda yang tidak ada pada ummat selain kalian. Cahaya putih berseri yang mamancar dari bekas wudhu”[4].

Ibnu Katsir Rohimahullah mengatakan,

Sudahkah Anda Persiapkan Pemutih Wajah Di Hari Qiyamat3

“Firman Allah Ta’ala (يَوْمَ تَبْيَضُّ وُجُوهٌ وَتَسْوَدُّ وُجُوهٌ) ‘hari yang di waktu itu ada muka yang putih berseri, dan ada pula muka yang hitam muram’ maksudnya adalah ketika hari qiyamat. Ketika wajah Ahlu Sunnah wal Jama’ah diputihkan dan dihitamkan wajah Ahlu Bid’ah dan Kelompok Menyimpang. Inilah pendapat Ibnu ‘Abbas Rodhiyallahu ‘anhuma.

Firman Allah Ta’ala (فَأَمَّا الَّذِينَ اسْوَدَّتْ وُجُوهُهُمْ أَكَفَرْتُمْ بَعْدَ إِيمَانِكُمْ) ‘Adapun orang-orang yang hitam muram mukanya (kepada mereka dikatakan), “Kenapa kamu kafir sesudah kamu beriman?’’. Al Hasan Al Bashri Rohimahullah mengatakan, ‘Merekalah orang-orang munafiq’. فَذُوقُوا الْعَذَابَ بِمَا كُنْتُمْ تَكْفُرُونَ ‘Karena itu rasakanlah azab disebabkan kekafiranmu itu’. Inilah keadaan orang-orang kafir secara umum[5].

Syaikh Muhammad bin Sholeh Al ‘Utsaimin Rohimahullah mengatakan berkaitan dengan Firman Allah ‘Azza wa Jalla (فَأَمَّا الَّذِينَ اسْوَدَّتْ وُجُوهُهُمْ أَكَفَرْتُمْ بَعْدَ إِيمَانِكُمْ) ‘Adapun orang-orang yang hitam muram mukanya (kepada mereka dikatakan), “Kenapa kamu kafir sesudah kamu beriman?’

 

“Dimungkinkan yang mengatakan ‘Kenapa kamu kafir sesudah kamu beriman’ adalah Allah ‘Azza wa Jalla. Mungkin juga yang mengatakan hal itu adalah para malaikat. Pendapat manapun yang lebih kuat yang jelas, bentuk pertanyaan pada ayat ini merupakan pertanyaan dalam rangka menghinakan yang ditanyai. Sehingga dengan demikian terkumpul pada mereka siksa yang berhubungan dengan jasad/badan dan siksaan pada hati dan jiwa”[6].

Firman Allah ‘Azza wa Jalla (أَكَفَرْتُمْ بَعْدَ إِيمَانِكُمْ) ‘Kenapa kamu kafir sesudah kamu beriman?’

Beliau Rohimahullah mengatakan,

 

“Yang dimaksud dengan iman dalam ayat ini adalah iman yang terfitrohkan pada setiap manusia. Karena setiap orang yang dilahirkan terlahir di atas fithroh sebagaimana telah valid dari Nabi Shollalahu ‘alaihi wa Sallam. Beliau Shollalahu ‘alaihi wa Sallam bersabda,

مَا مِنْ مَوْلُودٍ إِلاَّ يُولَدُ عَلَى الْفِطْرَةِ فَأَبَوَاهُ يُهَوِّدَانِهِ وَيُنَصِّرَانِهِ وَيُمَجِّسَانِهِ

“Tidaklah setiap manusia yang dilahirkan melainkan dilahirkan di atas fithroh. Maka kedua orang tuanyalah yang menjadikannya yahudi, nashrani atau majusi”[7].

Mungkin juga yang dimaksud iman pada ayat ini iman ikhtiyari ‘iman yang dipilih’. Namun pendapat pertama lebih utama dan lebih umum”[8].

Firman Allah Subhanahu wa Ta’ala (فَذُوقُوا الْعَذَابَ بِمَا كُنْتُمْ تَكْفُرُونَ) ‘Karena itu rasakanlah azab disebabkan kekafiranmu itu’

Syaikh Muhammad bin Sholeh Al ‘Utsaimin Rohimahullah mengatakan,

 

“Rasa pada ayat ini bukanlah rasa yang diindera oleh lidah. Namun rasa yang dialami seluruh anggota badan. Karena rasa boleh jadi pada lisan, hati dan badan. Sebagaimana sabda Nabi Shollalahu ‘alaihi wa Sallam

ذَاقَ طَعْمَ الإِيمَانِ مَنْ رَضِىَ بِاللَّهِ رَبًّا

“Orang yang benar-benar menjadikan Allah sebagai sesembahannya akan benar-benar merasakan manisnya iman”[9].

Rasa yang dimaksud disini adalah rasa yang ada di dalam hati dan bukan di lisan”[10].

Kesimpulan :

Sesungguhnya manusia di hari qiyamat terbagi menjadi dua bagian :

Pertama, ada manusia yang diputihkan wajahnya di hari qiyamat, mereka adalah orang-orang yang benar-benar beriman dan orang yang benar-benar ta’at.

Kedua, ada orang yang dihitamkan wajahnya di hari qiyamat, mereka adalah orang-orang yang kafir dan ahli maksiat.

 

Mari siapkan pemutih wajah untuk hari qiyamat.

 

Allahu a’lam bi showab.

 

Sigambal, menjelang ‘ashar

6 Robi’ul Awwal 1436 H / 28 Desember 2014 M / Aditya Budiman bin Usman

[1] HR. Bukhori no. 304 dan Muslim No. 79

[2] Lihat Tafsir Surat Ali ‘Imron oleh Syaikh Muhammad bin Sholeh Al ‘Utsaimin Rohimahullah hal. 25-25/II terbitan Dar Ibnul Jauziy, Riyadh, KSA.

[3] Idem hal. 26/II.

[4] HR. Bukhori no. 136 dan Muslim no. 247.

[5] Lihat Tafsir Al Qur’an Al Azhim oleh Ibnu Katsir Rohimahullah hal. 92/II Terbitan Dar Thoyyibah, Riyadh,KSA.

[6] Lihat Tafsir Surat Ali ‘Imron oleh Syaikh Muhammad bin Sholeh Al ‘Utsaimin Rohimahullah hal. 25-27/II dengan penyesuaian redaksi terjemah.

[7] HR. Bukhori no. 1385 dan Muslim no. 2658

[8] Lihat Tafsir Surat Ali ‘Imron oleh Syaikh Muhammad bin Sholeh Al ‘Utsaimin Rohimahullah hal. 25-28/II

[9] HR. Muslim no. 24.

[10] Lihat Tafsir Surat Ali ‘Imron oleh Syaikh Muhammad bin Sholeh Al ‘Utsaimin Rohimahullah hal. 25-28/II.

 

Tulisan Terkait

Leave a Reply