22 Sep
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
Salafiy atau Murji’ah….
Segala puji yang disertai pengagungan seagung-agungnya hanya milik Allah Subhanahu wa Ta’ala dan perendahan diri kita yang serendah-rendahnyanya hanya kita berikan kepadaNya Robbul ‘Alamin. Sholawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada Nabi kita Muhammad shallallahu ‘alaihi was sallam.
Sering kita mendengar ucapan atau perkataan orang yang mengatakan bahwa, “Amalan keta’atan merupakan buah dari adanya tashdiq/iman dalam hati”. Apakah perkataan semisal ini merupakan buah dari aqidah murji’ah atau bahkan aqidah murji’ah itu sendiri sehingga orang yang mengatakan hal demikian keluar dari manhaj ahlus sunnah wal jama’aha atau tidak ?! Maka tak jarang kita temukan sebagian orang yang –Allahu a’lam-terlalu bersemangat dalam masalah memisahkan antara ahlus sunnah dan ahlul bida’ -dalam hal ini murji’ah- langsung memvonis orang yang punya perkataan demikian yaitu “Amalan keta’atan merupakan buah dari adanya tashdiq/iman dalam hati” langsung keluar dari barisan ahlus sunnah dan tidak lagi salafiy.
Untuk meluruskan masalah ini maka marilah kita lihat sejenak apa yang disampaikan oleh Syaikhul Islam Ahmad bin Abdul Halim bin Taimiyah rohimahullah.
“Perkataan orang yang mengatakan bahwa amalan keta’atan merupakan buah dari adanya tashdiq/iman dalam hati (maka) hal ini memiliki dua kemungkinan,
[Pertama] Apabila yang dimaksudkan dari perkataan tersebut bahwa amalan keta’atan merupakan konsekwensi realistis terhadap adanya tashdiq dalam hati yang berarti jika iman ada dalam hati maka pastilah ada amalan keta’atan. Maka kalimat/perkataan di atas benar dan inilah manhaj salafiy yaitu manhaj ahlus sunnah.
[Kedua] Apabila yang dimaksudkan dari perkataan tersebut bahwa iman/tashdiq dalam hati merupakan sebab[1] adanya amalan keta’atan yang berarti bahwa iman yang ada dalam hati itu merupakan iman yang sempurna walaupun tidak ada amalan keta’atan (sama sekali) maka ini adalah pendapat murji’ah dari jahmiyah dan dari golongan lainnya[2].
Maka dari hal di atas terlihat jelas bagaimana sikap ulama’ ahlus sunnah menyikapi perkataan “Perkataan orang yang mengatakan bahwa amalan keta’atan merupakan buah dari adanya tashdiq/iman dalam hati” dan demikianlah adab para ulama ahlus sunnah dalam mengkritik sebuah perkataan. Allahu A’lam. Semoga bermanfaat bagi penulis dan pembaca.
[1] Semisal adanya pohon merupakan sebab adanya buah walaupun ada dan tidaknya buah pada pohon tidaklah mengubah nama suatu pohon. Misalnya sebatang pohon rambutan yang berbuah yang tidak berbuah tidaklah namanya akan berubah menjadi pohon lain semata-mata tidak adanya buah rambutan pada pohon rambutan tersebut. [gambaran yang digambarkan guru kami Ustadz Aris Munandar ketika menjelaskan hal ini, -dengan sedikit perubahan redaksi dari kami].
[2] Diangkat dari kitab Al Iman karya Ibnu Taimiyah rohimahullah dengan takhrij dari Syaikh Al Albaniy rohimahullah hal. 285, terbitan Al Maktab Al Islamiy, Beirut, Lebanon oleh Aditya Budiman.
One Comment ( ikut berdiskusi? )
Leave a Reply
Hamba Alloh yang faqir
Sep 22, 2010 @ 09:55:03
Bismillah ….
Tatkala saya menerima kiriman tulisan ini lewat FB maka saya langsung nge’klik’ link yang ditampilkan di situ, maka mudah2an web ini menjadi salah satu web site yang bermanfa’at bagi kaum muslimin dan menjadi amal shalih bagi pemilik, pengelola dan penulis nya.
Tentang risalah yang anda tulis maka saya mengusulkan untuk dipelajari satu kitab untuk anda (walaupun dugaan besar saya anda sekalian telah membacanya), yakni أقــوال ذوي العـــرفـــــان tulisan As Syaikh Doktor ‘Ishom As Sinani hafidzohulloh, muroja’ah Al ‘Alamah Syaikh Fauzan hafidzohulloh …
Kemudian walau bagaimana hendaknya seorang salafiy sunniy berusaha meninggalkan kalam2 yang mengandung ihtimal tidak baik, apalagi dalam masalah aqidah. Walau pun betul bagi si pendengar atau pembaca hendknya berusnudzon dan membawakannya pada makna yang benarnya.
Untuk tulisan antum maka sekedar untuk moroja’ah coba baca ulang kitab tersebut, jika belum punya silahkan cari di dunia maya ini…
Diantara perkataan beliau hafidzohulloh :
* قول محدث في مسألة الإيمان :
وفي عصرنا هذا مع الأسف وجد قول غريب محدث من قبل بعض أهـل السنة السلفيين ، خالفوا فيه أهل السنة في باب العمل ومنزلته من الإيمان ، فجمع قائلوه بين مذهب الجماعة ومذهب مرجئة الفقهاء …..
Insya Alloh jika kita semua berniat baik, bersih dari segala penyakit maka kita akan mendapat kebaikan dari masalah yang kita bicarakan …. Kita menilai seseorang dengan al haq bukan sebaliknya ….
Saya meyebutkan risalah ini bukan berarti saya menilai Fulan dan Alan bukan ahlus sunnah atau murji’, saya katakan ini karena merasa khawatir saya atau antum termasuk orang2 yang ter-gesa2 dan ceroboh, apalagi kedudukan kita pun bukan siapa-siapa dan tidak ada apa-apanya dibanding mereka para ‘Ulama …
Kita mencintai seluruh para ‘Ulama, namun demikian kita lebih mencintai al haq … (ditinjau dari sisi terkadang para ulama tersalah/tergelincir ….).
Barokllohu fik