26 Dec
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
Istiqomah Di Dunia, Istiqomah Menyebrangi Shiroth
Alhamdulillah wa sholatu wa salamu ‘alaa Rosulillah wa ‘alaa ashabihi wa maa walaah.
Istiqomah bukanlah perkara yang mudah dilaksanakan semasa hidup di dunia. Cobaan, musibah, gangguan, rintangan, godaan, cemoohan dan gunjingan datang silih berganti. Demikian beratnya hingga tidak sedikit yang tergerus, terkikis bahkan hanyut terbawa arus godaan, cobaan dan musibah tersebut. Setiap kita terasa insya Allah pernah merasakannya. Maka mari kita ingat baik-baik apa yang akan dituturkan Syaikh Prof. DR. ‘Abdur Rozzaq Hafizhahullah berikut.
Syaikh Prof. DR. ‘Abdur Rozzaq Hafizhahullah menuturkan[1].
“Buah dari Istiqomah di Dunia adalah Istiqomah Ketika Berjalan di Atas Shiroth pada Hari Qiyamat.
Barangsiapa yang diberikan hidayah untuk menapaki jalan Allah yang lurus ketika di dunia maka dia juga akan diberikan petunjuk ketika meniti shiroth yang dibentangkan di atas pungguhnya neraka.
Pada hari qiyamat dibentangkanlah shiroth di atas punggung neraka, yang lebih tajam dibandingkan pedang dan lebih tipis dibandingkan rambut. Pada hari itu manusia diperintahkan untuk melalui shiroth tersebut. Keadaan mereka ketika melaluinya beraneka ragam sesuai amalnya dan keistiqomahannya di kehidupan dunia ini”.
Ibnul Qoyyim Rohimahullah mengatakan,
“Barangsiapa yang diberikan hidayah dalam kehidupan dunia ini untuk meniti jalan yang lurus (istiqomah) yang dengannya para Rosul Nya diutus, kitab Nya diturunkan. Maka dia akan diberikan hidayah menuju jalan yang akan menyampaikannya ke surga, negeri tempat pahalanya. Sebagaimana mana kadar seorang hamba menetapkan langkahnya di atas jalan keistiqomahan yang Allah bebankan kepada para hamba Nya di kehidupan dunia ini. Maka Allah akan jadikan kakinya menapak kuat pada jalan yang dibentangkan di atas punggung neraka jahannam. Sebagaimana seorang hamba gigih meniti jalan keistiqomahan di kehidupan dunia. Maka demikian pulalah keadaannya ketika meniti jalan di atas punggung neraka tersebut. Ada yang melaluinya secepat kilat, angin, kedipan mata, orang yang berkendara, orang yang berlari, orang yang berjalan, orang yang merayap yang tubuhnya selamat namun tercabik-cabik dan orang yang dibelenggu kakinya dengan api lalu terlempar ke neraka. Maka seorang hamba akan mendapati perjalanannya ketika itu benar-benar sesuai dan persis (dengan kadar keistiqomahannya di dunia -pen). Allah Ta’ala berfirman,
هَلْ تُجْزَوْنَ إِلَّا مَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ
“Tiadalah kamu diberikan balasan, melainkan (setimpal) dengan apa yang dahulu kamu kerjakan”. (QS. An Naml [27] : 90).
Ibnul Qoyyim Rohimahullah juga mengatakan,
“Waspaidalah syubhat dan syahwat yang akan merintangi ketika meniti jalan keistiqomahan ini. Karena kelak akan menjadi gancu jumlah yang sangat banyak dan demikian kuat yang akan menyambar dan merintangi dari dua sisi jembatan neraka ketika menyeberanginya. Demikianlah keadaannya sedangkan firman Allah Ta’ala,
وَمَا رَبُّكَ بِظَلَّامٍ لِلْعَبِيدِ
“Robb kalian tidaklah menzholimi hamba-hambanya”. (QS. Fushilat [41] : 46)[2].
Barangsiapa yang syubhat dan syahwat mampu merintanginya ketika meniti jalan keistiqomahan yang lurus. Maka kelak dia akan dirintangi oleh gancu untuk mengorek bara api ketika meniti jembatan pada hari qiyamat selayaknya syubhat dan syahwat ketika di dunia. Ibnul Qoyyim Rohimahullah memiliki perkataan yang mirip dengan ini dalam kitabnya Al Jawabul Kafiy[3].
*****
Kesimpulan
Keistiqomahan kita di dunia itulah bekal kita kelak ketika menjalani siroth di akhirat.
Allahu Ta’ala A’lam.
Menjelang adzan subuh, 13 Robi’ul Awwal 1437 H, 24 Desember 2015 M
Aditya Budiman bin Usman bin Zubir
[1] Lihat ‘Asyaru Qowa’id fii Al Istiqomah hal. 30-32 terbitan Darul Fadhilah
[2] Madarijus Salikin hal. 10/I.
[3] Hal. 123.
Leave a Reply