Bobot Tubuh Bukan Tolak Ukur Surga

27 Jan

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

Bobot Tubuh Bukan Tolak Ukur Surga

 

Segala puji hanya kembali dan milik Allah Tabaroka wa Ta’ala, hidup kita, mati kita hanya untuk menghambakan diri kita kepada Dzat yang tidak membutuhkan sesuatu apapun dari hambanya. Sholawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada Rasulullah, Muhammad bin Abdillah Shollallahu ‘alaihi wa Sallam, beserta keluarga dan para sahabat beliau radhiyallahu ‘anhum.

Setelah membaca keterangan Syaikh Muhammad bin Sholeh Al ‘Utsaimin Rohimahullah mengenai penimbangan amal. Diantara yang disampaikan beliau adalah adanya sebagian ulama yang berpendapat bahwa yang ditimbang pada hari qiyamat adalah orang yang beramal itu sendiri. Mungkin ada diantara kita yang berfikir bahwa orang yang bobot badannya lebih, maka timbangan amalnya pun akan berat.

Nah berkaitan dengan hal tersebut ada sebuah hadits yang dinukil oleh Imam Bukhori dalam shohihnya dari shahabat Abu Huroiroh Rodhiyallahu ‘anhu. Nabi Shollalahu ‘alaihi wa Sallam bersabda,

إِنَّهُ لَيَأْتِى الرَّجُلُ الْعَظِيمُ السَّمِينُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ لاَ يَزِنُ عِنْدَ اللَّهِ جَنَاحَ بَعُوضَةٍ اقْرَءُوا فَلاَ نُقِيمُ لَهُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَزْنًا

“Sesungguhnya akan datang seorang yang badannya besar, gemuk di hari qiyamat namun tidak teranggap di sisi Allah walaupun seberat sayap nyamuk. Bacalah firman Allah Ta’ala,

فَلاَ نُقِيمُ لَهُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَزْنًا

“Kami tidak menegakkan penimbangan (amalan) bagi mereka pada hari qiyamat”. [QS. Al Kahfi (18) : 105].[1]

Ibnu Hajar Rohimahullah mengatakan,

Bobot Tubuh Bukan Tolak Ukur Surga1

‘Sabda Nabi Shollalahu ‘alaihi wa Sallam (الرَّجُلُ الْعَظِيمُ السَّمِينُ) ‘seorang yang badannya besar, gemuk’ dalam sebuah riwayat Ibnu Mardawih dari jalur lain dari Abu Huroiroh disebutkan (الْطَوِيْلُ العَظِيمُ الأَكُوْلُ الشَرُوْبُ) ‘Tinggi, besar, banyak makan dan minum[2].

Ibnu Katsir Rohimallah mengatakan,

Bobot Tubuh Bukan Tolak Ukur Surga2

“Firman Allah Ta’ala (فَلاَ نُقِيمُ لَهُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَزْنًا) ‘Kami tidak menegakkan penimbangan (amalan) bagi mereka pada hari qiyamat’ yaitu kami tidak akan menilai berat timbangan amal mereka karena timbangan amal mereka kosong dari kebaikan”[3].

Adapun orang-orang yang dimaksudkan dalam firman Allah Subhana wa Ta’ala di atas adalah sebagaimana yang ditafsirkan oleh Sa’ad bin Abu Waqqosh Rodhiyallahu ‘anhu yaitu orang nashrani dan yahudi[4]. Berdasarkan keterangan dari Sa’ad bin Abu Waqqosh Rodhiyallahu ‘anhu ini, kita dapat mengambil faidah bahwa sebaik apapun, sesosial apapun, sedermawan apapun, sepintar apapun seorang nashrani atau yahudi maka amalnya tidak akan teranggap di sisi Allah ‘Azza wa Jalla hingga dia mentauhidkan Allah ‘Azza wa Jalla dan masuk Islam. Allahu Ta’ala A’lam.

 

Demikianlah saudaraku, perbendaharaan harta apapun yang kita miliki di dunia ini tidak akan mampu menolong kita di hari ketika timbangan amal ditegakkan. Mudah-mudahan bermanfaat untuk mempertebal iman bagi penulis dan pembaca sekalian.

 

 

Sigambal, 28 Robi’ul Awwal 1436 H/ 19 Januari 2015.

 

Aditya Budiman bin Usman

-yang mengharap ampunan Robbnya-

[1] HR. Bukhori no. 4729 dan Muslim no. 7222.

[2] Lihat Fathul Bari oleh Ibnu Hajar Al Asqolaniy Rohimallah hal. 343/X terbitan Dar Thoyyibah, Riyadh, KSA.

[3] Lihat Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim oleh Ibnu Katsir Rohimallah hal. 202/V Terbitan Dar Thoyyibah, Riyadh, KSA.

[4] Lihat Shohih Bukhori no. 4728.

 

Tulisan Terkait

Leave a Reply