Tips Ulama Buat Menuntut Ilmu (4)

16 Jan

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

Tips Ulama Buat Menuntut Ilmu (4)

Alhamdulillah wa sholatu wa salamu ‘alaa Rosulillah wa ‘alaa ashabihi wa maawalaah.

Melanjutkan tulisan sebelumnya seputar tips dari ulama dalam menuntut ilmu. Tips selanjutnya adalah mulazamah bersama ulama.

 

Syaikh Muhammad bin Sholeh Al ‘Utsaimin Rohimahullah mengatakan[1],

Keempat : Mulazamah bersama ulama

Seorang penuntut ilmu wajib memohon pertolongan kepada Allah ‘Azza wa Jalla kemudian setelah itu kepada orang yang berilmu dan apa yang mereka tulis berupa kitab-kitab. Sebab mencukupkan diri semata-mata membaca dan menelaah kitab akan membutuhkan waktu yang panjang, berbeda dengan orang mengikuti mejelis ilmu seorang ulama/ orang berilmu. Dimana disana beliau menjelaskan dan menjabarkan serta menerangi jalan orang yang menghadiri majelis tersebut. Aku (syaikh –pen) tidaklah mengatakan bahwa ilmu tidak dapat diraih kecuali dengan menghadiri majelis para ulama/ orang yang berilmu. Sebab boleh jadi seseorang mendapatkan ilmu dengan membaca dan menelaah. Namun secara umum (walaupun –pen) seseorang telah berusaha dengan benar-benar keras siang dan malam hari, kemudian dia diberikan kefahaman namun boleh jadi dia akan banyak keliru. Oleh sebab itulah disebutkan, “Siapa yang dalilnya adalah kitabnya (semata –pen) maka kelirunya lebih banyak dibandingkan benarnya”. Namun hal ini tidak berlaku secara mutlak.

“Namun metode yang lebih sempurna adalah dengan tallaqi bersama banyak syaikh/ ulama/ orang berilmu. Saya nasihatkan kepada para penuntut ilmu untuk tidak hanya menggali ilmu dari berbagai guru hanya pada satu bidang ilmu saja. Misalnya dia hanya mempelajari ilmu fiqih namun dari banyak guru/ syaikh. Karena para ulama memiliki metode pengambilan/ pengambilan kesimpulan dalil yang berbeda-beda dari Al Qur’an dan Sunnah. Demikian pula mereka pun berbeda pendapat. Maka anda hendaklah menjadikan seorang ulama/ yang memiliki ilmu dimana anda mengambil ilmu fiqih, balaghoh dan sebagainya dari dirinya. Yaitu anda menimba berbagai macam ilmu dari seorang ulama/ orang yang berilmu. Terlebih lagi jika ulama tersebut menguasai berbagai macam cabang ilmu maka hendaklah anda bermulazamah/ menyertai berbagai majelis ilmunya. Sebab jika anda mempelajari ilmu fiqh dari ulama fulan dan fulan demikian seterusnya sedangkan mereka berbeda pendapat, bagaimana sikap anda ? Padahal anda hanya seorang penuntut ilmu ? Anda saat itu akan diliputi kebingungan dan keraguan. Akan tetapi dengan anda (cukupkan diri dulu -pen) menggali cabang ilmu tertentu kepada seorang ulama/ orang yang berilmu maka ini akan membantu anda lebih tenang (tidak ragu)”.

 

Ringkasnya :

Metode terbaik dalam mulazamah adalah mulazamah dengan banyak syaikh/ guru/ ustadz atau orang yang memiliki ilmu. Tentu dengan catatan anda sudah menguasi ilmu dasar seperti Bahasa Arab, Fiqh Dasar, Ilmu Ushul, Ushul Fiqh dan sebagainya.

Namun jika anda masih sangat baru dalam tahap belajar usahakan pilih guru yang menguasai banyak bidang dan selalu menyertainya berbagai majelisnya misalnya majelis fiqh, ushul, aqidah, hadits dan seterusnya.

 

Allahu a’lam.

Selepas Isya’, 4 Robi’ul Akhir 1438 H | 2 Januari 2017,

 

Aditya Budiman bin Usman

[1] Lihat Kitabul Ilmi oleh Syaikh Muhammad bin Sholeh Al ‘Utsaimin Rohimahullah hal. 62-63 terbitan Dar Tsuroya, Riyadh, KSA.

 

 

Tulisan Terkait

Leave a Reply