19 Jul
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
Perhatikan Agama Anakmu
Alhamdulillah wa sholatu wa salamu ‘alaa Rosulillah wa ‘alaa ashabihi wa maa walaah.
Anak merupakan anugrah yang teramat besar bagi orang tuanya. Betapa tidak, setelah sepasang suami istri menikah, hal yang menjadi cita-cita pertama mereka adalah memiliki anak. Ini terlihat jelas sejak keduanya mendapati kabar bahwa sang istri telah mengandung. Kebahagian itu pun memuncak ketika sang anak meneriakkan tangisan pertamanya. Masih banyak lagi gambaran dan cerita indah tentang penantian sang buah hati.
Saudaraku, benar bahwa anak merupakan anugrah bagi orang tuanya. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,
لِلَّهِ مُلْكُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ يَخْلُقُ مَا يَشَاءُ يَهَبُ لِمَنْ يَشَاءُ إِنَاثًا وَيَهَبُ لِمَنْ يَشَاءُ الذُّكُورَ
“Kepunyaan Allah-lah kerajaan langit dan bumi, Dia menciptakan apa yang Dia kehendaki. Dia memberikan anak-anak perempuan kepada siapa yang Dia kehendaki dan memberikan anak-anak lelaki kepada siapa yang Dia kehendaki”. (QS. Asy Syuro [42] : 49)
Disamping anak adalah anugrah yang teramat besar, anak juga amanah yang tak kalah besar pula bagi kedua orang tuanya. Amanah yang harus ditunaikan dan dijaga. Amanah ini mencakup ilmu agama dan adab. Amanah ini pun harus dijaga seorang mukmin. Ini adalah salah satu ciri orang beriman. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,
وَالَّذِينَ هُمْ لِأَمَانَاتِهِمْ وَعَهْدِهِمْ رَاعُونَ
“Dan orang-orang yang memelihara amanat-amanat (yang dipikulnya) dan janjinya”. (QS. Al Mukminun [23] : 8)
Amanah ini pun sekaligus menjadi ujian dan pembuktian bagi kedua orang tuanya. Siapa yang menunaikannya maka pahala yang demikian besar menanti. Namun siapa yang menyia-nyiakan dan tidak menunaikan amanah ini sebagaimana mestinya, maka pertanggungjawaban dan siksa yang pedih pun menanti. Perintah menjaga amanah ini pun termaktub jelas dalam Firman Allah ‘Azza wa Jalla,
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا
“Wahai orang-orang yang beriman, jagalah diri dan keluarga kalian dari api neraka”. (QS. At Tahrim [66] : 6)
Kelak orang tua pun akan ditanyai terkait anaknya. Nabi Shollallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
كُلُّكُمْ رَاعٍ، وَكُلُّكُمْ مَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ، الإِمَامُ رَاعٍ وَمَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ، وَالرَّجُلُ رَاعٍ فِي أَهْلِهِ وَهُوَ مَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ، وَالمَرْأَةُ رَاعِيَةٌ فِي بَيْتِ زَوْجِهَا وَمَسْئُولَةٌ عَنْ رَعِيَّتِهَا
“Setiap kalian adalah pemimpin dan setiap pemimpin akan ditanyai tentang apa yang dipimpinnya. Imam/ Penguasa akan ditanya tentang rakyatnya. Seorang lelaki adalah pemimpin keluarganya dan dia akan ditanyai tentang kepempimpinannya. Seorang wanita adalah pemimpin di dalam rumah suaminya dan dia pun akan ditanyai tentang kepemimpinannya”[1].
Syaikh Prof. DR. ‘Abdur Rozzaq Hafizhahullah menukil ucapan Ibnul Qoyyim Rohimahullah,
“Sebagian ulama mengatakan, “Sesungguhnya Allah akan menanyai orang tua terkait anaknya pada hari qiyamat sebelum menanyai anak terkait orang tuanya. Sebab sesungguhnya sebagaimana orang tua punya hak atas anaknya demikian pula anak punya hak terhadap orang tuanya”[2].
Ibnu Umar Rodhiyallahu ‘anhuma mengatakan,
“Ajarkanlah adab kepada anakmu. Sebab sesungguhnya engkau akan ditanyai tentang anakmu. Bagaimana engkau mengajarkan adab dan ilmu kepadanya. Sesungguhnya anak pun akan ditanyai tentang kebaikan dan ketaatannya terhadap orang tuanya”[3].
Adab dan ilmu terpenting yang harus anda ajarkan kepada anak anda adalah adab Islami dan ilmu-ilmu wajib tentang Islam. Dari adab dan ilmu ilmu tersebut yang terpenting adalah bagaimana adab, mengenal dan mengesakan Allah ‘Azza wa Jalla dalam peribadatan. Sebab itulah tujuan manusia diciptakan. Allah Ta’ala berfirman,
وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ
“Dan tidaklah Aku (Allah) ciptakan seluruh jin dan manusia melainkan untuk beribadah kepada –Ku (mentauhidkan- Ku)”. (QS. Adz Dzariyat [51] : 56)
Sedangkan terkait kaya miskinnya anak kelak, maka orang tua tidak akan ditanya. Sebab Allah ‘Azza wa Jalla langsung yang menjamin rezekinya. Allah ‘Azza wa Jalla berfirman,
وَمَا مِنْ دَابَّةٍ فِي الْأَرْضِ إِلَّا عَلَى اللَّهِ رِزْقُهَا
“Dan tidak ada suatu binatang melata pun di bumi melainkan Allah-lah yang memberi rezkinya”. (QS. Huud [11] : 6)
Ibnu Katsir Rohimahullah mengatakan,
أَخْبَرَ تَعَالَى أَنَّهُ مُتَكَفِّلٌ بِأَرْزَاقِ الْمَخْلُوقَاتِ، مِنْ سَائِرِ دَوَابِّ الْأَرْضِ، صَغِيرِهَا وَكَبِيرِهَا، بَحْرِيِّهَا، وَبَرِّيِّهَا
“Allah Ta’ala mengabarkan bahwasanya Dialah yang menanggung rezeki seluruh makhluk, seluruh makhluk yang ada di bumi. Makhluk yang kecil maupun besar, yang ada di laut maupun di daratan”[4].
Camkanlah wahai orang tua. Anak adalah amanah, kelak anda akan ditanyai tentangnya. Ajarkanlah mereka mengenal dan mentauhidkan Allah ‘Azza wa Jalla.
Sigambal, 16 Dzulqoidah 1440 H / 19 Juli 2019 M.
Selepas subuh.
Aditya Budiman bin Usman
[1] HR. Bukhori no. 5188, Muslim no. 1829.
[2] Lihat Rokaiz fi Tarbiyat Al Abna’ hal. 5.
[3] Idem. Hal. 5
[4] Lihat Tafsir Ibnu Katsir hal. 305/IV terbitan Dar Thoyyibah, Riyadh, KSA.
Leave a Reply