6 Mar
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
Penuntut Ilmu Membusungkan Dada
Alhamdulillah wa sholatu wa salamu ‘alaa Rosulillah wa ‘alaa ashabihi wa maawalaah.
Layaknya padi, semakin berisi semakin merunduk. Demikianlah ilmu jika dituntut dengan niat yang benar. Seorang yang berilmu semakin lama akan semakin merasakan bahwa ilmu yang ada pada dirinya belum ada apa-apanya. Namun sebaliknya ketika seorang yang menuntut ilmu namun niatnya masih salah maka dia akan seperti air yang dangkal beriak namun tak dalam. Ucapannya, komentarnya lebih banyak dibandingkan ilmunya. Dia pun sangat ingin dianggap orang sebagai ustadz, orang yang berilmu. Keberadaan dirinya selalu ingin mendapatkan pengakuan dari orang lain. Rasa hatinya dialah yang lebih berilmu dibandingkan orang lain.
Nah, berikut ada sebuah untaian ringkas dari Syaikh Muhammad bin Sholeh Al ‘Utsaimin Rohimahullah seputar penuntut ilmu yang membusungkan dadanya.
Syaikh Muhammad bin Sholeh Al ‘Utsaimin Rohimahullah mengatakan diantara perkara yang harus diwaspai seorang penuntut ilmu[1],
“Diantara (perkara yang wajib diwaspai seorang penuntut ilmu) adalah membusungkan dada padahal belum pantas.
Diantara perkara yang wajib diwaspadai adalah seorang penuntut ilmu yang membusungkan dadanya padahal belum layak. Bila seorang penuntut ilmu melakukannya maka hal itu menunjukkan :
Pertama : Kagum pada dirinya sendiri sehingga dia berani membusungkan dadanya. Dia menganggap bahwa dirinya adalah orang yang paling berilmu”.
“Kedua : kelakuannya itu menunjukkan ketidaktahuannya dan ketidakpahamnnya terhadap berbagai perkara. Sebab jika dia membusungkan dadanya boleh jadi dia akan terjatuh pada sebuah perkara yang dia tidak dapat melepaskan diri darinya. Karena ketika orang lain melihatnya ‘terdepan’ maka mereka akan melayangkan berbagai permasalahan kepadanya yang akan membuka/menjelaskan ‘aibnya’ (ketidak berilmuannya/ kedangkalan ilmunya)”.
“Ketiga : Sesungguhnya jika dia membusungkan dadanya padahal belum layak maka biasanya dia akan berucap tentang agama Allah tanpa ada ilmunya. Sebab umumnya orang yang demikian tujuannya maka dia tidak akan peduli dan akan menjawab semua pertanyaan yang ditanyakan kepadanya. Lantas dia akan membahayakan agamanya dengan berucap tentang agama Allah ‘Azza wa Jalla tanpa ilmu”.
“Keempat : Sesungguhnya jika dia membusungkan dada maka umumnya dia pun tidak akan menerima kebenaran (dari orang lain –pen). Sebab dia menganggap dengan kedunguannya itu jika dia menerima kebenaran dari orang lain berarti sama saja dia merendahkan dirinya di hadapan orang lain walaupun orang lain itu memang benar. Anggapannya ini merupakan dalil atas yang menunjukkan ketidakberilmuannya”.
Ringkasnya :
Orang yang sok membusungkan dadanya padahal ilmunya belum seberapa menunjukkan dia hanya terkagum-kagum pada dirinya sendiri, menunjukkan ketidakpahamannya pada ilmu, sering berucap tentang agama tanpa ilmu dan tidak akan mau menerima kebenaran dari orang lain.
Allahu a’lam.
Selepas Subuh, 5 Jumadil Akhir 1438 H | 4 Maret 2017,
Aditya Budiman bin Usman
[1] Lihat Kitabul Ilmi oleh Syaikh Muhammad bin Sholeh Al ‘Utsaimin Rohimahullah hal. 81-82 terbitan Dar Tsuroya, Riyadh, KSA.
Leave a Reply