13 Aug
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
Pelecut Semangat Para Ulama dalam Menghasilkan Karya Besar
Alhamdulillah wa sholatu wa salamu ‘alaa Rosulillah wa ‘alaa ashabihi wa maa walaah.
Siapa ummat muslim tak kenal Kitab Shohih Bukhori ?! Saking agungnya kedudukan kitab ini para ulama sampai-sampai mengatakan bahwa kitab yang paling shohih adalah Shohih Bukhori setelah Al Qur’an Al Karim. Tak hanya berhenti disitu, ummat Islam secara menyeluruh pun tak pelak lagi memberikan penghargaan yang demikian tinggi kepada kitab ini. Hal ini dapat kita lihat ketika kita bawakan sebuah hadits, kemudian di akhir hadits kita sampaikan bahwa hadits tersebut diriwayatkan oleh Bukhori dalam kitab Shohihnya. Maka reaksi yang kita lihat dari mereka adalah mereka tidak berani menyangkal bahwa hadits tersebut telah sah dari Nabi Shollallahu ‘alaihi wa Sallam tanpa ragu.
Diantara kutipan yang menunjukkan kedudukan Imam Bukhori adalah yang disampaikan Syaikh ‘Abdul ‘Aziz bin Muhammad As Sadhan hafidzahullah,
“Kitab Shohih Bukhori adalah kitab yang paling shohih dalam Islam setelah Al Qur’an Al Kariim. Kitab ini adalah kitab yang apabila diriwayatkan oleh seorang perowi satu riwayat di shohih Bukhori maka ia telah melewati jembatan[1]. Jika ada yang mengatakan hadits ini diriwayatkan oleh Al Bukhori (dalam kitab shohihnya) maka dihati kaum muslimin akan timbul penghormatan yang luar biasa”[2].
Kemudian siapa tidak kenal kitab Siyar Al ‘Alaam Nubaala milik Imam Adz Dzahabiy ?! Keilmuan beliau tidaklah perlu diragukan lagi terutama dalam bidang hadits dan kritisi hadits. Salah satu pujian para ulama semisal apa yang dikatakan Syaikh ‘Abdul ‘Aziz bin Muhammad As Sadhan hafidzahullah[3] ketika beliau hendak menukil perkataan Imam As Subkiy Rohimahullah,
“Beliau adalah Imam yang hebat, yang As Subkiy Rohimahullah mengatakan tentang beliau, “Adapun guru kami Abu Abdullah (Imam Adz Dzahabiy). Beliau adalah penglihatan yang tidak ada yang semisal dengannya, beliau adalah harta karun tempat merujuk apabila anda menemukan hal-hal yang sulit, dalam hal hafalan beliau adalah imam yang pernah ada, beliau adalah emasnya zaman secara namanya dan juga realitanya, beliau adalah ulama besar jarh wa ta’dhil, beliau adalah tokoh besar dalam masalah perowi hadits. Hingga seakan-akan apabila ummat manusia ditempatkan dalam sebuah lapangan yang luas lalu beliau melihat mereka. Kemudian beliau menceritakan si fulan demikian dan demikian sebagaimana orang yang pernah benar-benar menyaksikan si fulan”[4].
Namun tahukah kita, kemuliaan beliau berdua di atas dengan karya-karya fenomenalnya adalah terlecut karena hal-hal yang mungkin bagi sebagian kita adalah hal sepele.
[Pelecut Semangat Imam Bukhori untuk Menulis Shohih Bukhori]
Syaikh ‘Abdul ‘Aziz bin Muhammad As Sadhan hafidzahullah[5] mengatakan,
“Apa sebab beliau mulai menulis Shohih Bukhori ?
Sebabnya adalah sebuah kalimat yang terlintas di telinga Al Bukhori. Kemudian Allah mudahkan beliau menulis kitab tersebut yang mana, kitab inilah yang mengangkat derajat beliau hingga ke tingkat yang amat tinggi. Disebutkan ada tiga riwayat sebab beliau menulis kitab shohihnya. Namun yang paling terkenal adalah ketika beliau (Al Bukhori) berada di kajian Ishaq bin Rohawaih / Rohuyah. Kemudian beliau (Ishaq) Rohimahullah mengatakan, “Kalaulah ada salah seorang dari kalian wahai murid-muridku yang mau mengumpulkan sebuah kitab yang hanya berisi hadits-hadits yang shohih dari hadits-hadits Nabi Shollallahu ‘alaihi wa Sallam”. Kalimat tersebut beliau ucapakan hanya sekali saja !! Maka ucapan guru beliau tersebut menghujam di hatinya kemudian beliau mulai menulis Kitab yang agung ini yang merupakan kitab hadits yang paling shohih/valid secara umum setelah Al Qur’an”[6].
[Pelecut Semangat Imam Adz Dzahabiy untuk Mendalami Ilmu Hadits]
Syaikh ‘Abdul ‘Aziz bin Muhammad As Sadhan hafidzahullah[7] mengatakan,
“Sebab beliau menuntut ilmu hadits adalah sebuah kalimat. Beliau sendiri yang menceritakannya. Ketika Imam Al Barzaaliy Rohimahullah melihat tulisan Adz Dzahabiy kecil, kemudian beliau mengatakan, “Sesungguhnya tulisanmu (Adz Dzahabiy) mirip dengan tulisan para ulama hadits”. Lalu Beliau Adz Dzahabiy Rohimahullah mengatakan, “Kemudian dengan sebab itulah Allah anugrahkan kepadaku ilmu hadits”[8].
Maka demikianlah dua ulama besar, mereka mampu menjadikan semangat yang sangat luar biasa hanya dengan sebab yang bagi sebagian orang adalah hal sepele, namun tidak di hati mereka Rohimahumallah. Maka bagaimana dengan kita ???!!!!
Mudah-mudahan bermanfaat.
Sigambal,
13 Sya’ban 1435 H / 11 Juni 2014 M / Aditya Budiman bin Usman
[1]Artinya tingkat keshohihan hadits/riwayat tersebut tidak perlu diperdebatkan lagi karena sudah jelas shohihnya.
[2]Lihat Ma’alim Fii Thoriiq Tholab Al ‘Ilmi hal. 76 cet. terbaru.
[3]Lihat Ma’alim Fii Thoriiq Tholab Al ‘Ilmi hal. 77.
[4]Syiar A’laam An Nubalaa’ hal 169/I bagian muqoddimah.
[5]Lihat Ma’alim Fii Thoriiq Tholab Al ‘Ilmi hal. 76.
[6]Lihat Hadyu Saariy hal. 38/I terbitan Dar Thoyyibah.
[7]Lihat Ma’alim Fii Thoriiq Tholab Al ‘Ilmi hal. 77.
[8]Syiar A’laam An Nubalaa’ hal 36/I.
Leave a Reply