14 Mar
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
Mengucapkan Alhamdulillah Ketika Bersin
Alhamdulillah wa sholatu wa salamu ‘alaa Rosulillah wa ‘alaa ashabihi wa maa walaah.
Islam adalah agama yang penuh keindahan dalam setiap ajarannya. Salah satu contohnya adalah ketika bersin. Sahabat Nabi yang paling banyak meriwayatkan hadits dari Kekasihnya Shollallahu ‘alaihi wa Sallam, Abu Huroiroh Rodhiyallahu ‘anhu meriwayatkan bahwa Nabi Shollallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda,
إِذَا عَطَسَ أحَدُكُمْ فَلْيَقُلْ : الحَمْدُ للهِ ، وَلْيَقُلْ لَهُ أخُوهُ أَوْ صَاحِبُهُ : يَرْحَمُكَ الله . فإذَا قَالَ لَهُ : يَرْحَمُكَ اللهُ ، فَليَقُلْ : يَهْدِيكُمُ اللهُ وَيُصْلِحُ بَالَكُمْ
“Jika salah seorang dari kalian bersin maka ucapkanlah, “Alhamdulillah (segala puji hanya milik Allah). Hendaklah saudaranya menjawab “Yarhamukallah (Semoga Allah merahmati kalian)”. Jika dia mengucapkan Yarhamukallah maka hendaklah saudaranya atau temannya menjawab, “Yahdikumullah wa yushlihul balaakum (Semoga Allag memperbaiki urusan dan keadaan kalian)”[1].
Hukum Mengucapkan Alhamdulillah Ketika Bersin
Syaikh ‘Abdullah Al Fauzan Hafizhahullah mengatakan[2],
“Imam Nawawi Rohimahullah telah menukil adanya kesepakatan (para ulama –pen) bahwasanya mengucapkan Alhamdulillah ketika bersin hukumnya mustahab/dianjurkan[3]. Penulis Syarh Adabul Mufrod[4] mengatakan, “Zhohir dalil yang ada menujukkan hukumnya wajib. Namun tidak ada seorang ulama pun yang berpendapat demikian (wajib)”.
Bolehkah memuji Allah dengan selain ucapan Alhamdulillah ketika bersin ?
Syaikh ‘Abdullah Al Fauzan Hafizhahullah mengatakan[5],
“Bentuk pujian (ketika bersin –pen) : Alhamdullillah, Alhamdulillahi Robbil ‘Alamin, Alhamdulillah ‘ala Kulli Haalin. Bentuk yang pertama lebih utama dan inilah yang termaktub dalam shohihain. Adapun selainnya (riwayat yang -pen) syadz[6]. Namun Ibnu Bathol menyebutkan bahwa para salaf berbeda pendapat tentang hal ini. Beliau juga menyebutkan bahwa masing-masing bentuk di atas merupakan pendapat masing-masing salaf. Sedangkan Imam Nawawi Rohimahullah menilai pendapat yang tepat bahwa orang yang bersin bebas memilih hendak mengucapkan pujian kepada Allah yang mana pun[7]”.
Kapan orang yang bersin mengucapkan Alhamdulillah ?
Syaikh ‘Abdullah Al Fauzan Hafizhahullah mengatakan[8],
“Hadits tersebut merupakan dalil bahwasanya orang yang bersin diperintahkan untuk memuji Allah Ta’ala (mengucapkan Alhamdulillah) setelah bersin. Karena bersin merupakan nikmat dari Allah, dengan keluarnya udara yang tertahan di badan manusia. Kemudian nikmat kedua adalah nikmat tetapnya anggota tubuhnya yang masih lengkap dan pada keadaan/posisinya”[9].
Beliau Hafizhahullah juga mengatakan[10],
“Abu Huroiroh bertutur, “Jika seseorang bersin maka itu menunjukkan bahwa badannya sehat, bagusnya pencernaannya, dan adanya kekuatannya. Maka sudah sepantasnya dia memuji Allah. Oleh sebab itu jugalah Rosulullah Shollallahu ‘alaihi wa Sallam memerintahkan untuk memuji Allah”[11].
Ringkasnya, bersin merupakan nikmat yang besar dari Allah ‘Azza wa Jalla yang sangat layak untuk kita syukuri. Allahu a’lam.
Kesimpulan :
Orang yang bersin dianjurkan memuji Allah Subhana wa Ta’ala. Bentuk memuji yang paling tepat adalah dengan redaksi Alhamdulillah.
Pengucapan Alhamdulillah dilakukan setelah bersin.
Diselesaikan menjelang subuh, Sigambal 17 Jumadil akhir 1439 H/ 5 Maret 2018 M.
Aditya Budiman bin Usman Bin Zubir
[1] HR. Bukhori no. 6224.
[2] Lihat Minhatul ‘Alam Fi Syarh Bulughul Marom hal. 48-49/XX terbitan Dar Ibnul Jauziy, Riyadh.
[3] Al Adzkar hal. 433.
[4] Fadhullah Ash Shomad hal. 375/II.
[5] Lihat Minhatul ‘Alam Fi Syarh Bulughul Marom hal. 49/XX.
[6] Al Irwa’ hal. 240/III.
[7] Syarh Shohih Muslim hal. 331/XVII.
[8] Lihat Minhatul ‘Alam Fi Syarh Bulughul Marom hal. 48/XX.
[9] Zadul Ma’ad hal. 438/II.
[10] Lihat Minhatul ‘Alam hal. 48/XX.
[11] Al Adabusy Syar’iyah hal. 334/II.
Leave a Reply