7 Mar
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
Ketika Mendengar Ayam Jantan Berkokok
Alhamdulillah wa Sholatu wa Salamu ‘alaa Rosulillah Shollallahu ‘alaihi wa Sallam.
Tentu setiap kita pernah mendengar kokokan ayam. Bahkan sebagian kita pula mungkin ada yang punya hobi memelihara ayam, terutama ayam jantan. Disebabkan Islam merupakan agama yang sempurna, maka setiap tindak tanduk kita ada tuntunannya. Diantaranya adalah adab ketika mendengar ayam jantan berkokok. Namun mungkin sebagian kita lupa atau lalai mengamalkannya.
Nabi Shollalahu ‘alaihi wa Sallam bersabda sebagaimana yang diriwayatkan dari Abu Huroiroh Rodhiyallahu ‘anhu,
إِذَا سَمِعْتُمْ صِيَاحَ الدِّيَكَةِ فَاسْأَلُوا اللَّهَ مِنْ فَضْلِهِ فَإِنَّهَا رَأَتْ مَلَكًا
“Jika kalian mendengar kokokan ayam maka mintalah keutamaan dari Allah. Karena (ayam ketika berkokok) telah melihat malaikat”[1].
Ibnu Hajar Rohimahullah mengatakan[2],
“(الدِّيَكَةِ) adalah ayam jantan. Ayam memiliki kekhususan tertentu yang tidak ada pada hewan selainnya berupa pengenalan/instinct terhadap waktu malam. Karena ayam membagi-bagi atau membuat jarak sama antara satu dengan yang lainnya dengan pembagian yang hampir sama. Dia mengangkat suara kokokannya sebelum dan setelah fajar tiba dan hampir tidak pernah salah walaupun ketika itu waktu malam yang lama/panjang ataupun ketika singkat. Karena itulah sebagian ulama bermazhab Syafi’iyah menjadikan kokok ayam sebagai tolak ukur dalam waktu”.
Beliau Rohimahullah melanjutan,
“Sabda Nabi Shollalahu ‘alaihi wa Sallam (فَإِنَّهَا رَأَتْ مَلَكًا) ‘Karena (ayam ketika berkokok) telah melihat malaikat’. ‘Iyaadh Rohimahullah mengatakan, “Sebab kita diperintahkan untuk berdo’a di saat itu adalah karena adanya harapan malaikat mengaminkan do’a tersebut, permohonan ampunan dari malaikat untuk orang yang berdo’a pada saat itu serta persaksian dari malaikat tentang keikhlasannya terhadap orang yang berdo’a pada saat itu”.
Demikianlah keutamaan ketika ayam berkokok. Namun terdapat sebuah riwayat lain yang menunjukkan keutamaan lain dari kokok ayam. Nabi Shollalahu ‘alaihi wa Sallam bersabda sebagaimana diriwayatkan dari shahabat Zaid bin Kholid Rodhiyallahu ‘anhu,
لاَ تَسُبُّوا الدِّيكَ ، فَإِنَّهُ يَدْعُو إِلَى الصَّلاَةِ
“Janganlah kalian mencela ayam jantan. Karena sesungguhnya dia menyeru untuk sholat”[3].
Dalam lafazhnya Abu Dawud Rohimahullah disebutkan,
لاَ تَسُبُّوا الدِّيكَ فَإِنَّهُ يُوقِظُ لِلصَّلاَةِ
“Janganlah kalian mencela ayam jantan. Karena sesungguhnya dia membangunkan untuk sholat”[4].
Ibnu Hajar Rohimahullah mengatakan,
‘Al Halimiy Rohimahullah mengatakan, “Dari hadits di atas diambil kesimpulan bahwa semua hal yang diambil kebaikan darinya tidak boleh dicela dan direndahkan bahkan harus dimuliakan dan diperlakukan baik”. Beliau mengatakan, “Bukanlah makna hadits Nabi Shollalahu ‘alaihi wa Sallam (فَإِنَّهُ يَدْعُو إِلَى الصَّلاَةِ) ‘Karena sesungguhnya dia menyeru untuk sholat’ ayam tersebut menyeru dengan suaranya secara hakiki untuk sholat. Bahkan maknanya adalah sesungguhnya merupakan sebuah kebiasaan yang berlaku bahwa ayam berkokok ketika matahari terbit dan ketika matahari tergelincir. Hal itu merupakan sebuah fithroh yang telah Allah tetapkan bagi ayam”[5].
Selesai Subuh, 12 Jumadil Ulaa 1436 H, 3 Maret 2015 M
Al Faaqir ilaa Maghfiroti Robbihi/Aditya Budiman bin Usman.
[1] HR. Bukhori no. 3303, Muslim 2729.
[2] Lihat Fathul Baari hal. 588/VII terbitan Dar Thoyyibah, Riyadh, KSA.
[3] HR. Ahmad no. 21723, Ibnu Hibban no. 5731.
[4] HR. Abu Dawud no. 21723, hadits ini dinilai shohih oleh Al Albani Rohimahullah.
[5] [5] Lihat Fathul Baari hal. 588/VII.
One Comment ( ikut berdiskusi? )
Leave a Reply
No name
Nov 02, 2016 @ 21:22:24
Terimakasih untuk artikelnya, semoga bermanfaat