14 Jan
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
Ketika Hati Yang Lalai Bersanding Dengan Hawa Nafsu
Alhamdulillah wa sholatu wa salamu ‘alaa Rosulillah wa ‘alaa ashabihi wa maa walaah.
Allah ‘Azza wa Jalla berfirman untuk memerintahkan kita agar tidak menuruti, mengikuti orang-orang yang lalai hatinya dari mengingat dan mengambil peringatan dari-Nya,
وَلَا تُطِعْ مَنْ أَغْفَلْنَا قَلْبَهُ عَنْ ذِكْرِنَا وَاتَّبَعَ هَوَاهُ وَكَانَ أَمْرُهُ فُرُطًا
“Dan Janganlah kamu mengikuti orang yang hatinya telah Kami lalaikan dari mengingat Kami, serta menuruti hawa nafsunya dan adalah keadaannya itu sia-sia”. (QS. Al Kahfi [18] : 28).
Ibnul Qoyyim Rohimahullah menyampaikan sebuah tafsir yang menarik sekaligus sebagai nasihat bagi kita semua,
“Barangsiapa yang menelaah keadaan orang yang demikian (waktunya sia-sia dan hatinya rusak –pen) maka dia akan dapati bahwa mayoritas orang-orang yang hatinya lalai dari mengingat dan mengambil peringatan dari Allah Ta’ala serta mengikuti hawa nafsu, jadilah seluruh amal dan kemashlatannya akan sia-sia. Yaitu dia telah menyia-nyiakan berbagai perkara yang seharusnya dapat memberikan manfaat bagi dirinya dan kembali pada kebaikan dirinya. Dia akan tersibukkan dengan hal yang tidak bermanfaat bagi dirinya. Bahkan lebih jauh lagi akan membahayakan urusannya di dunia dan akhirat”[1].
Beliau Rohimahullah juga mengatakan,
“Kelalaian dari mengingat Allah dan mengambil peringatan dari-Nya, serta lalai dari mengingat negeri akhirat, ketika hal ini bersanding dengan mengikuti hawa nafsu maka akan terlahir dari keduanya semua kerusakan. Bahkan dalam banyak kasus kedua hal ini (lalai dari Allah dan mengikuti hawa nafsu) tidak dapat dipisahkan”[2].
Kesimpulan dari ucapan Ibnul Qoyyim Rohimahullah :
- Waspalah jangan sampai hati anda lalai dari mengingat Allah Subhanahu wa Ta’ala.
- Jangan sampai kelalaian anda mengingat Allah bersanding dengan membiarkan diri anda diatur oleh hawa nafsu.
- Kelalaian terhadap Allah itu biasanya bersanding dengan mengikuti hawa nafsu.
- Berbagai kerusakan lahir dari orang yang hatinya lalai terhadap Allah dan mengikuti hawa nafsunya.
Menjelang Zhuhur di Mesjid Darus Sunnah,
28 Robiul Akhir 1440 H, 5 Januari 2018 M
Aditya Budiman bin Usman Bin Zubir
[1] Lihat Risalah Ibni Al Qoyyim Ila Ahadi Ikhwanih hal. 4 terbitan Dar ‘Alam Al Fawaid, KSA
[2] Idem hal. 5.
Leave a Reply