Kenalkan Anakmu pada Nama dan Shifat Allah

29 Oct

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

Kenalkan Anakmu pada Nama dan Shifat Allah

Alhamdulillah wa sholatu wa salamu ‘alaa Rosulillah wa ‘alaa ashabihi wa maawalaah.

Baru saja beberapa jam yang lalu, penulis membaca status salah seorang teman Facebook. Status itu berisikan sebuah pembahasan yang selalu menarik untuk dikaji berulang-ulang, yaitu pembahasan terkait Nama dan Shifat Allah ‘Azza wa Jalla. Kitab ringkas tersebut diberi judul oleh penulisnya dengan nama “Liannakallah, Rihlatu ilas Sama’is Sabi’ah. Buah karya Syaikh Ali bin Jabir Al Faifiy Hafizhahullah. Karena dalam status itu terlihat sisi penulisannya unik dan agar sedikit berbeda, lalu kami mencoba menyelami dunia maya untuk mencari file pdf-nya. Siapa tahu ada. Pengen langsung beli sih, namun ongkirnya mahal kalau cuma beli satu aja. Alhamdulillah begitu mencari langsung ketemu di baris pertama. Dan langsung download.

Lembar pertama buku ini berisikan kalimat ihda’ (semacam kata-kata dari penulis yang menunjukkan buku ini beliau tulis sebagai hadiah untuk siapa). Awalnya kami ingin melewatkan saja halaman tersebut. Namun hati seolah berbisik, “Baca dulu, gak lama kok”. Lalu kami pun mulai mengarahkan kedua pandangan tertuju pada halaman ringkas itu. Berikut screen shoot-nya.

Ihda’

Teruntuk orang yang pernah bertutur kepadaku pada suatu malam, ketika itu daru baru menginjak usia 7 tahun.

“Kamu sudah sholat Isya ?”

“Sudah”. Jawabku namun aku bohong.

Lalu dia menatapku dengan pandangan tidak percaya, seraya bertutur, “Jawablah sesuka hatimu namun (ketahuilah) Dia (Allah) telah melihatmu”.

Kalimatnya “Dia telah melihatmu” menyentak dadaku.

Menjadikanku segera bergegas berdiri untuk sholat…. Sebab daku tak suka dicap pendusta!”

 Teruntuk padamu Ibudanku[1].

 

Allahu Akbar, kalimat luar biasa dari sang ibunda yang terlontar di saat yang tepat, redaksi yang dipilih pun terasa pas dan meluncur dari hati yang penuh kasih sayang. Lalu lihatlah dampaknya pada sang anak, sepenggal kalimat yang senantiasa diinginat dan menghujam di hati penulis hingga lahirlah karya beliau ini.

Poin yang ingin kami sorot di sini adalah lihat, betapa pentingnya menanyakan kewajiban agama kepada anak, sudah dia tunaikan atau belum. Tentu ini sesuai kondisi anak, dalam hal ini penulis sudah mencapai usia dimana Nabi Shollallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan orang tua untuk menyuruh anaknya sholat.

Poin selanjutnya, ucapan sang ibu pada hakikatnya adalah perintah namun dengan redaksi yang luar biasa. Berisi penanaman aqidah yang amat penting bagi seorang muslim sekaligus pengenalan pada shifat Robbnya. Tertanam dalam kalimat itu substansi ibadah harus ikhlas karena Allah (Ihsan : beribadah dalam kondisi merasakan bahwa Allah sedang melihat kita) dan pengenalan dini bahwa Robb yang disembah itu Maha Melihat semua perbuatan hamba-Nya.

Yuk kenalkan Allah, nama dan shifat-Nya kepada anak-anak kita sejak dini.

Allahu Ta’ala A’lam

Pulang kerja hampir kehujanan,

Selasa , 29 Shofar 1441 H/ 29 Oktober 2019 M

Aditya Budiman bin Usman bin Zubir

[1] Liannakallah, Rihlatu ilas Sama’is Sabi’ah hal. 5 karya Ali bin Jabir Al Faifiy terbitan Darul Hadharoh.

Tulisan Terkait

Leave a Reply