16 May
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
Buat Loo Yang Belom Bisa MOVE ON
Alhamdulillah wa Sholatu wa Salamu ‘alaa Rosulillah Shollallahu ‘alaihi wa Sallam.
Ente kenape bro ? Galau ? Belom bisa move on ? Masih mikirin mantan[1] ?
Kalo ente sering dengerin omongan anak sekarang, ya begitu itu. Galau, belom bisa MOVE ON dan kata lain semisal itu. Kita sedang gak ngebahas kamus gaul. Tapi sesuai judul, buat loo yang belom bisa MOVE ON.
Oke Cek Dis Aut Gan….
Sebagian dari kita mungkin ada yang kuliah di psikologi atau malah berprofesi sebagai psikolog. Nah, orang yang belum bisa move on, mungkin akan diminta perusahaan tempat dia bekerja agar konsul ke psikolog. Oke gan, ane bukan psikolog. Tapi ane share sebuah perkataan yang mungkin ampuh buat ente yang lagi galauw (pake auwà akut, stadium gawat) dan gak bisa atau belom bisa move on.
Kalo agan udah sering baca blog ini mungkin telinga agan udah akrab banget dengan nama beliau. Beliau adalah Ibnul Qoyyim Rohimahullah. Beliau mengatakan[2],
Hati mempunyai sangkutan[3]
“Adapun sangkutan (hati) adalah semua hal yang hati bergantung padanya, selain Allah Subhanahu wa Ta’ala dan Rosul Nya Shollalahu ‘alaihi wa Sallam. Berupa kenikmatan/kelezatan dunia, (nikmat) syahwat-syahwatnya, kekuasaan, hubungan dengan manusia dan ketergantungan pada mereka. Tidak ada jalan untuk memutuskan diri anda dari ketiga perkara ini dan mengusirnya melainkan dengan menggantungkan hati dengan tujuan yang lebih tinggi. Jika tidak, maka usaha anda untuk memutusnya tanpa adanya ketergantungan hati anda dengan hal yang lebih tinggi, lebih mulia merupakan sebuah kemustahilan. Karena jiwa, hati tidak akan meninggalkan, move on, mengusir hal-hal yang dicintai dan disukai melainkan dengan mencintai hal-hal yang lebih dicintai dan lebih diutamakan.
Sehingga jika semakin kuat ketergantungan, keterikatan hati dengan tujuan yang lebih tinggi maka akan semakin lemah ketergantungan dengan tujuan selainnya yang lebih rendah dan hina. Demikian sebaliknya”.
Trus gimana caranya agar hati kita lebih tergantung dengan cita-cita atau keinginan yang lebih tinggi ?
Maka beliau Rohimahullah melanjutkan,
“Ketergantungan hati terhadap tujuan merupakan keinginan yang luar biasa dan kecintaan yang kuat pada tujuan tersebut. Hal ini sesuai, sebanding dengan kadar pengenalan, pengetahuan, ilmu seseorang terhadap tujuan, mulianya tujuan tersebut dan keutamaan tujuan tersebut dibandingkan selainnya”[4].
Intinya jika anda ingin segera move on maka :
-
Jangan gantungkan hati anda pada selain Allah ‘Azza wa Jalla Rosulullah Shollalahu ‘alaihi wa Sallam.
-
Jika hati anda sebelumnya tertambat kuat pada selain Allah dan Rosul Nya Shollalahu ‘alaihi wa Sallam maka mulai sekarang gantungkan hati anda pada tujuan tertinggi yaitu menggapai ridho Allah Subhanahu wa Ta’ala dengan jalan yang diajarkan Rosulullah Shollalahu ‘alaihi wa Sallam.
-
Hati anda tidak akan bisa move on kalo masih belum punya tambatan dan tujuan yang lebih tinggi, mulia dan lebih utama dari tambatan dan tujuan sebelumnya.
-
Semakin kuat ketergantungan anda dengan tujuan yang lebih tinggi maka tambatan sebelumnya akan semakin melemah.
Maka periksa diri kita, anda, apa yang membuat kita, anda galau ? Harta ? Wanita ? Kedudukan ? Jika kita, anda ingin benar-benar move on pasang terget dalam diri kita, anda. Kemudian gantungkan hati anda dengan tujuan dan cita-cita tertinggi seorang manusia yaitu menggapai ridho Penciptanya, yaitu Allah ‘Azza wa Jalla.
Allahu a’lam
#Ayoakukamubisamoveon
Selesai Subuh, 25 Rojab 1436 H, 14 Mei 2015 M
Aditya Budiman bin Usman.
[1] Bukan berarti hanya mantan pacar ya gan. Bisa juga mantan sesembahan selain Allah.
[2] Lihat Fawaidul Fawaid hal. 229 cet. Tahun 1429 H terbitan Dar Ibnul Jauziy, Riyadh, KSA.
[3] Potongan kalimat ini merupakan sub judul yang diberikan Syaikh ‘Ali bin Hasan Al Halabiy Hafizhahullah.
[4] [4] Lihat Fawaidul Fawaid hal. 229.
Leave a Reply