Beda Sabar dan Ridho

7 Aug

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

Beda Sabar dan Ridho

 

Alhamdulillah wa sholatu wa salamu ‘alaa Rosulillah wa ‘alaa ashabihi wa maawalaah.

Diantara buah keimanan yang benar terhadap takdir Allah (klik di sini) atau dalam bahasa syari’atnya qodho dan qodar Allah adalah adanya keridhoan seorang hamba atas apa yang Allah takdirkan pada dirinya dan kehidupannya.

Lantas apa yang dimaksud dengan ridho ? Dan apa bedanya dengan sabar ?

Mari simak penuturan Ibnu Rojab (wafat tahun 795 H) Rohimahullah Ta’ala berikut. Beliau mengatakan,

“Perbedaan antara ridho dan sabar ialah sesugguhnya sabar adalah menjauhkan, menjaga dan menahan diri dari merasa marah, murka (terhadap takdir –pen) namun masih ada perasaan pahit, sakit (di hati -pen) serta masih berharap sesuatu yang tidak mengenakkan di hati itu hilang. Sabar juga mencakup menahan anggota badan dari perbuatan yang menunjukkan adanya perasaan keluh kesah. Sedangkan ridho adalah lapangnya dada atas takdir, tidak berharap hilangnya kepedihan dari takdir Allah tersebut walaupun masih merasakan pahitnya. Namun keridhoannya mampu meringankan perasaan tersebut disebabkan dia telah mampu mengendalikan hatinya dengan ruh keyakinan dan dalamnya ilmunya (terhadap takdir -pen). Jika ridho semakin kuat maka rasa pahit di hati itu akan hilang hilang semuanya”[1].

 

Ringkasnya ridho itu sabar plus hati yang lapang, sama saja baginya kepedihan yang Allah takdirkan padanya hilang atau tidak. Bahkan bila ridho ini semakin kuat maka dia akan mampu mensyukuri takdir Allah pada dirinya yang mungkin masih terasa pedih bagi orang lain . Allahu a’lam.

 

 

Ahad,  14 Dzul Qo’dah 1438 H, 6 Agustus 2017 M

Aditya Budiman bin Usman bin Zubir

[1] Lihat Jami’ Al Ulum wal Hikam dengan tahqiq Syaikh Syu’aib Al Arnauth dan Syaikh Ibrahim Bajis hal. 488/I terbitan Mu’asasah Risalah, Beirut

 

Tulisan Terkait

Leave a Reply