Baktinya Para Ulama Atas Orang Tuanya

7 Sep

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

Baktinya Para Ulama Atas Orang Tuanya

Alhamdulillah wa sholatu wa salamu ‘alaa Rosulillah wa ‘alaa ashabihi wa maa walaah.

Tidak diragukan lagi bahwa berbakti kepada kedua orang tua merupakan sebuah kewajiban bagi setiap anak. Betapapun keadaan seorang anak dia masih memiliki kewajiban kepada kedua orang tuanya. Entah dia seorang pejabat, ulama, raja sekalipun. Baik dia sudah menikah, sudah punya anak atau masih menjomblo.

Berikut kami nukilkan kisah bakti para ulama terhadap kedua atau salah satu dari kedua orang tuanya. Mudah-mudahan kita dapat mengambil faidah dan menirunya.

Pertama, Imam Abu Hanifah Rohimahullah.

Baktinya Para Ulama Atas Orang Tuanya 1

“Sesungguhnya ibunda Abu Hanifah pernah bersumpah kemudian dia membatalkan sumpahnya. Lantas dia pun bertanya meminta fatwa kepada sang anak yaitu Imam Abu Hanifah. (Setelah beliau menjawab pertanyaannya –pen) sang ibunda pun mengatakan, “Aku gak ridho (yakin –pen) kecuali jika yang mengatakannya adalah Zur’ah Al Qoshi !” Kemudian Abu Hanifahpun mengantar sang ibnunda menemui Zur’ah. Lantas Zur’ah pun mengatakan, “Mengapa anda (Ibu Abu Hanifah) meminta fatwa kepadaku padahal bersamamu ada Ulamanya Kufah ?” Abu Hanifah pun menjawab, “Aku sudah berfatwa demikian dan demikian”. Lantas Zur’ah pun berfatwa kepada sang Ibunda Abu Hanifah lantas diapun ridho”[1].

Maka lihatlah betapa Imam Abu Hanifah Rohimahullah merendahkan dirinya di mata sang ibunda. Beliau ‘bela-belain’ mendatangi seorang alim yang sangat boleh jadi keilmuannya masih jauh dibandingkan dengan Imam Abu Hanifah….. Lantas kita siapa ?

Kedua, Haiwah bin Syuraih Rohimahullah yang beliau adalah salah seorang Imam Ummat Islam.

Baktinya Para Ulama Atas Orang Tuanya 2

“Beliau sedang berdiri di majelis ilmunya bersama orang banyak. Lantas sang ibu memanggilnya dan berucap, “Wahai Haiwah, berdiri… Kasih makan ayam..”. Serta merta Haiwah pun berdiri dan meninggalkan majelis ilmunya[2].

 

[Goresan ini disadur dari Kitab Ma’alim Fi Thoriq Tholibil ‘Ilmi oleh Syaikh ‘Abdul ‘Aziz Sadhan Hafizhahullah hal. 194-195 terbitan Darul ‘Ashomah, Riyadh]

 

Menjelang Zhuhur

5 Dzul Hijjah 1437 H, 7 September 2016 M | Aditya Budiman bin Usman bin Zubir

[1] Lihat Manaqib Abu Hanifah hal. 254/I oleh Ibnu Ahmad Al Makkiy.

[2] Beliau adalah orang yang tsiqoh, berilmu dan orang yang zuhud. Lihat Taqribut Tahzib biografi no. 1610.

 

 

 

Tulisan Terkait

Leave a Reply