7 Tempat Berdo’a Ketika Sholat

29 Nov

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

7 Tempat Berdo’a Ketika Sholat

Alhamdulillah wa sholatu wa salamu ‘alaa Rosulillah wa ‘alaa ashabihi wa maa walaah.

Sebuah hal yang kita ketahui bersama sholat merupakan ibadah yang sangat dicintai Allah ‘Azza wa Jalla. Saking dicintainya, sholat menjadi amalan badaniyah seorang hamba yang pertama dinilai Allah Subhana wa Ta’ala ketika hari qiyamat. Rosulullah Shollallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda,

إِنَّ أَوَّلَ مَا يُحَاسَبُ بِهِ الْعَبْدُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مِنْ عَمَلِهِ صَلاَتُهُ

“Sesungguhnya amal seorang hamba yang pertama kali dihisab/dinilai pada hari qiyamat adalah sholatnya”[1].

Demikian pula dengan do’a. Do’a merupakan sebuah ibadah yang sangat dicintai Allah ‘Azza wa Jalla. Saking dicintainya, Allah Subhanahu wa Ta’ala perintahkan agar meminta, berdo’a langsung kepada Nya tanpa melalui perantara. Rosulullah Shollallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda,

إِذَا سَأَلْتَ فَاسْأَلْ اللَّهَ

“Jika engkau berdo’a maka mintalah, berdo’alah langsung kepada Allah”[2].

Alangkah indahnya bila kita menggabungkan dua ibadah yang sangat spesial ini.

Ibnul Qoyyim Rohimahullah mengatakan bahwa ada 7 tempat berdo’a ketika kita sholat[3].

7 Tempat Berdo’a Ketika Sholat 1

“Adapun tempat dimana Rosulullah Shollallahu ‘alaihi wa Sallam biasa berdo’a di dalam sholatnya adalah :

Pertama, setelah takbirotul ihrom pada tempat dibaca do’a istiftah.

Kedua, sebelum ruku’ dan setelah membaca surat pada sholat witir, ketika qunut pada sholat subuh yaitu sebelum ruku’ (jika hadits tentang ini shohih). Karena hal ini masih perlu dikaji.

Ketiga, setelah berdiri tegak dari ruku’ (i’tidal –pen). Hal ini sebagaimana terdapat dalam Shohih Muslim dari periwayatan ‘Abdullah bin Abu Aufa Rodhiyallahu ‘anhu,

كَانَ إِذَا رَفَعَ رَأْسَهُ مِنَ الرُّكُوعِ قَالَ : اللَّهُمَّ لَكَ الْحَمْدُ مِلْءَ السَّمَاءِ وَمِلْءَ الأَرْضِ وَمِلْءَ مَا شِئْتَ مِنْ شَىْءٍ بَعْدُ اللَّهُمَّ طَهِّرْنِى بِالثَّلْجِ وَالْبَرَدِ وَالْمَاءِ الْبَارِدِ اللَّهُمَّ طَهِّرْنِى مِنَ الذُّنُوبِ وَالْخَطَايَا كَمَا يُنَقَّى الثَّوْبُ الأَبْيَضُ مِنَ الْوَسَخِ.

“Dahulu Rosulullah Shollallahu ‘alaihi wa Sallam biasanya jika mengangkat kepalanya dari ruku’ (bangkit dari ruku’ –pen) mengucapkan,

(اللَّهُمَّ لَكَ الْحَمْدُ مِلْءَ السَّمَاءِ وَمِلْءَ الأَرْضِ وَمِلْءَ مَا شِئْتَ مِنْ شَىْءٍ بَعْدُ اللَّهُمَّ طَهِّرْنِى بِالثَّلْجِ وَالْبَرَدِ وَالْمَاءِ الْبَارِدِ اللَّهُمَّ طَهِّرْنِى مِنَ الذُّنُوبِ وَالْخَطَايَا كَمَا يُنَقَّى الثَّوْبُ الأَبْيَضُ مِنَ الْوَسَخِ.)

“Ya Allah, segala pujian bagimu sepenuh langit dan bumi serta sepenuh sesuatu yang Engkau kehendaki setelah itu. Ya Allah, bersihkanlah aku dengan es, embun dan air yang dingin. Ya Allah bersihkanlah aku dari dosa-dosa dan kesalahanku sebagaimana dibersihkannya baju yang putih dari kotoran”[4].

7 Tempat Berdo’a Ketika Sholat 2

Keempat, ketika ruku’ Rosulullah Shollallahu ‘alaihi wa Sallam biasa mengucapkan,

سُبْحَانَكَ اللهمَّ رَبَّنَا وَبِحَمْدِكَ ، اللهمَّ اغْفِرْ لِي

“Maha suci Engkau Ya Allah, Robb kami, untukmulah segala pujian. Ya Allah ampunilah aku”[5].

Kelima, ketika sujud. Inilah mayoritas do’a beliau ketika sholat.

Keenam, diantara dua sujud.

Ketujuh, setelah tasyahud sebelum salam. Hal ini Nabi Shollallahu ‘alaihi wa Sallam perintahkan sebagaimana diriwayatkan oleh Abu Huroiroh[6] dan Fadholah bin ‘Ubaid[7] Rodhiyallahu ‘anhuma. Beliau Shollallahu ‘alaihi wa Sallam juga memerintahkan berdo’a ketika sujud.

Salah seorang guru kami Ustadz Ghufron Hafizhahullah menjelaskan ketika kami tanya mengenai ucapan Ibnul Qoyyim Rohimahullah di atas, bahwa ada beberapa tempat yang sebagian ulama membolehkan menambah do’a selain yang disebutkan dalam riwayat. Misalnya ketika membaca do’a qunut, sujud dan setelah tahiyat akhir sebelum salam. (Atau semisal dengan yang beliau ucapkan).

Maka sungguh indah jika kita mampu mengamalkannya. Melaksanakan amal yang paling dicintai Allah ‘Azza wa Jalla pada amal yang pertama dinilainya kelak di hari qiyamat.

 

Allahu a’lam

Setelah subuh, 11 Shofar 1437 H, 23 Nopember 2015 M

Aditya Budiman bin Usman bin Zubir

[1] HR. Tirmidzi no. 413, hadits ini dinilai shohih oleh Al Albani rohimahumallah.

[2] HR. Tirmidzi no. 2516, hadits ini dinilai shohih oleh Al Albani rohimahumallah.

[3] Lihat Zaadul Ma’ad hal. 248-249/I terbitan Mu’asasah Risalah, Beirut, Cetakan Tahun 1428 H/2007M.

[4] HR. Muslim no. 476, 1067.

[5] HR. Bukhori no. 794 dan Muslim no. 1085.

[6] HR. Muslim no. 1324, Abu Dawud no. 983 dan lain-lain.

[7] HR. Abu Dawud 1481, Tirmidzi 2477. Hadits ini dinilai Shohih oleh Al Hakim dan disetujui oleh Adz Dzahabi. Demikian juga hadits ini dinilai shohih oleh Al Albani Rohimahumullah.

 

 

Tulisan Terkait

Leave a Reply