Mereka Tidaklah Sama

25 Dec

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

Mereka Tidaklah Sama

Segala puji yang disertai pengagungan seagung-agungnya hanya milik Allah Subhanahu wa Ta’ala dan perendahan diri kita yang serendah-rendahnyanya hanya kita berikan kepadaNya Robbul ‘Alamin. Sholawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada Nabi kita Muhammad shallallahu ‘alaihi was sallam.

Para pembaca yang semoga dirahmati Allah, diantara kita mungkin ada yang pernah membaca hadits tentang keutamaan surat demikian dan demikian, jika membaca surat yang demikian maka baginya demikian dan demikian. Semisal hadits-hadits berikut.

مَنْ قَرَأَ آَيَةَ الْكُرْسِيِ فِيْ دُبُرِ كُلِّ صَلَاةٍ لَمْ يَمْنَعْهُ مِنْ دُخُوْلِ الْجَنَّةِ إِلَّا أَنْ يَمُوْتَ

“Barangsiapa yang membaca ayat kursi setiap selesai sholat yang wajib maka tidak ada yang dapat mencegahnya untuk masuk surga kecuali kematian”[1].

Demikian juga hadits tentang perkataan syaithon kepada Abu Huroiroh rodhiyallahu ‘anhu ketika beliau menjaga harta zakat. kemudian beliau mengadukan hal tersebut kepada Nabi shollallahu ‘alaihi was sallam dan beliau mengatakan ia (syaithon benar, namun ia adalah seseorang yang biasanya berdusta). Berikut kutipan tentang perkataan syaithon tersebut kepada Abu Huroiroh rodhiyallahu ‘anhu,

إِذَا أَوَيْتَ إِلَى فِرَاشِكَ فَاقْرَأْ آيَةَ الْكُرْسِىِّ لَنْ يَزَالَ عَلَيْكَ مِنَ اللَّهِ حَافِظٌ ، وَلاَ يَقْرَبُكَ شَيْطَانٌ حَتَّى تُصْبِحَ

“Jika Engkau telah di atas tempat tidurmu (hendak tidur) maka bacalah ayat kursi (kerena Engkau akan) senantiasa dalam penjagaan Allah dan syaithon tidak akan mendekatimu hingga subuh”[2].

Demikian seterusnya dari hadits-hadits shohih[3] yang berbicara tentang keutamaan membaca surat tertentu dalam waktu tertentu.

Namun apakah setiap orang yang membaca ayat-ayat atau surat-surat yang memiliki keutamaan mendapatkan sesuatu yang sama ? Maka untuk pertanyaan ini Syaikh Abdur Rozzaq bin Abdul Muhsin Al Badr telah menjelaskannya sebagai berikut,

“Diantara perkara yang harus diketehui adalah keutamaan membaca surat-surat ini (ayat-ayat atau surat-surat yang memiliki keutamaan) berbeda-beda tergantung pada keadaan orang yang membacanya. Sehingga membacanya dengan tadabbur lebih utama daripada membacanya tanpa tadabbur. Demikian juga dapat terjadi pada keadaan sebagian orang ketika membaca surat-surat tersebut dan keadaan yang menyertai diri orang tersebut semisal kekhusyu’an, tadabbur, pemahaman terhadap firman Allah yang dibaca tersebut[4] dan keinginan untuk mengamalkan apa yang telah dibaca maka keadaan yang demikian tentu lebih utama daripada orang yang keadaannya tidak demikian walaupun membaca surat-surat tersebut sendiri adalah sebuah keutamaan”[5].

Mudah-Mudahan kita bisa mengambil faidah dari nukilan di atas.

Sigambal,

Ketika Matahari mulai memperlihatkan dirinya,

Aditya Budiman bin Usman

25 Desember 2010 M.


[1] HR An Nasa’I dalam Sunanul Kubro No. 9928, hadits ini dinilai shohih oleh Al Albani rohimahullah dalam Ash Shohihah No. 972.

[2] HR Bukhori No.  5010.

[3] Kami katakan demikian karena demikian banyak hadits palsu dan dhoif yang berisi keutamaan membaca surat ini dan itu. Maka kewajiban kita untuk memilah yang mana yang shohih dan yang tidak –jika mampu- dan jika tidak mampu maka bertanyalah kepada para ulama’ atau membaca kitab takhrij mereka.

[4] Lihatlah saudaraku betapa pentingnya pengetahuan tentang Bahasa Arab dalam agama kita, maka marilah kita bersemangat untuk mempelajarinya. Untuk menambah semangat dalam belajar Bahasa Arab silakan lihat tulisan saudara kami Wildan Salim dalam www.alhijroh.com dengan judul Satu Bahasa Bahasa Arab”.

[5] Lihat Fiqh Al Ad’iyah wal Adzkar oleh Syaikh Prof. DR. Abdur Rozzaq bin Abdul Muhsin Al Badr hafidzahumallah hal. 84/I terbitan Kunuz Syibiliya, Riyadh, KSA.

Tulisan Terkait

Leave a Reply