Menyesal Dianugrahi Anak Perempuan ???

8 Oct

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

Menyesal Dianugrahi Anak Perempuan ???

Segala puji yang disertai pengagungan seagung-agungnya hanya milik Allah Subhanahu wa Ta’ala dan perendahan diri kita yang serendah-rendahnyanya hanya kita berikan kepadaNya Robbul ‘Alamin. Sholawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada Nabi kita Muhammad shallallahu ‘alaihi was sallam.

Anak merupakan karunia Allah Subhanahu wa Ta’ala yang amat agung di sisi manusia. Allah ‘Azza wa Jalla berfirman,

لِلَّهِ مُلْكُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ يَخْلُقُ مَا يَشَاءُ يَهَبُ لِمَنْ يَشَاءُ إِنَاثًا وَيَهَبُ لِمَنْ يَشَاءُ الذُّكُورَ

“Kepunyaan Allah-lah kerajaan langit dan bumi, Dia menciptakan apa yang Dia kehendaki. Dia memberikan anak-anak perempuan kepada siapa yang Dia kehendaki dan memberikan anak-anak lelaki kepada siapa yang Dia kehendaki”. [ QS. Asy Syura (42) : 49]

Syaikh Abdur Rohman As Sa’di Rohimahullah menafsirkan ayat ini dengan mengatakan,

“Ayat ini memberikan khabar/keterangan kepada kita tentang betapa luasnya kekuasaan/kerajaan Allah Ta’ala dan pasti terlakasananya apa yang dikehenadakiNya terhadap ciptaanNya, pengaturan terhadap segala perkara hingga perencanaanNya. Secara umum Allah menetapkan bagi hamba-hambanya adanya sebab. Semisal nikah merupakan salah satu sebab mendapatkan keturunan. Namun Allah lah yang menganugrahkan anak kepada siapa yang dikehendakiNya. Diantara mahlukNya (anak keturunan Adam) ada yang dianugrahkan anak perempuan, ada juga yang diamanati anak laki-laki, ada juga yang diberikan keduanya namun ada juga yang dijadikan mandul sehingga tidak memiliki anak keturunan”[1].

Namun demikian ada diantara kita yang apabila dianugrahkan anak perempuan, hatinya merasa tidak puas dengan ketentuani Allah ‘Azza wa Jalla. Bahkan diantaranya ada yang mengancam menceraikan istrinya, dan yang lebih parah lagi suami dan istri tersebut mengancam Allah ‘Azza wa Jalla bahwa mereka tidak akan sholat apabila tidak dianugrahi anak laki-laki. Padahal apa yang Allah berikan kepada mereka jauh lebih baik dari pada saudaranya yang lain yang belum dianugrahi anak[2]. Seakan akan mereka lupa atau pura-pura lupa dengan firman Allah Subhana wa Ta’ala,

وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِنْ شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ وَلَئِنْ كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ

“Dan ingatlah, tatkala Tuhanmu memperingatkan, Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami (Allah) akan menambah nikmat kepadamu, dan jika kamu mengingkari nikmatKu, maka sesungguhnya azabKu sangat pedih”. [ QS. Ibrohim (14) : 7]

Nah untuk itulah kami akan menyajikan beberapa hadits Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam ke tengah-tengah kita agar mindset sebagian kita berubah ketika dianugrahi anak perempuan.

حَدَّثَنَا أَبُو عَبْدِ الرَّحْمَنِ عَبْدُ اللَّهِ بْنُ يَزِيدَ الْمُقْرِئُ حَدَّثَنَا حَرْمَلَةُ بْنُ عِمْرَانَ حَدَّثَنِي أَبُو عُشَّانَةَ الْمَعَافِرِيُّ قَالَ سَمِعْتُ عُقْبَةَ بْنَ عَامِرٍ الْجُهَنِيَّ يَقُولُ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ

مَنْ كَانَ لَهُ ثَلَاثُ بَنَاتٍ فَصَبَرَ عَلَيْهِنَّ فَأَطْعَمَهُنَّ وَسَقَاهُنَّ وَكَسَاهُنَّ مِنْ جِدَّتِهِ كُنَّ لَهُ حِجَابًا مِنْ النَّارِ

Abu Abdi Rohman Abdullah bin Yazid Al Muqri’u telah mengabarkan kepada kami, dia mengatakan bahwa Harmalah bin ‘Imron telah mengabarkan kepada kami. Dia mengatakan bahwa Abu ‘Usyanah Al Mu’arifi telah mengabarkan kepadaku. Dia mengatakan bahwa aku mendengar ‘Uqbah bin ‘Amir Al Juhaini mengatakan, Aku telah mendengar Rosulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam mengatakan,

“Barangsiapa yang memiliki tiga orang anak perempuan kemudian ia bersabar atas mereka, memenuhi pangan dan sandangnya dari hasil pencariannya sendiri maka anak-anaknya tersebut akan menjadi dinding penutup antara dirinya dan api neraka”[3].

Syaikh Husain Al ‘Uwaisyah mengutip perkataan Ibnu Hajar Rohimahullah,

“Hadits ini merupakan penguat betapa besarnya hak anak perempuan, hal ini disebabkan karena lemahnya mereka untuk melakukan apa yang akan menjadi mashlahat bagi mereka secara umum dan hal ini berbeda dengan anak laki-laki”[4].

Imam Bukhori juga membawakan hadits yang senada dengan hadits di atas.

حَدَّثَنَا الفَضْلُ بْنُ دُكَيْنِ قَالَ حَدَّثَنَا فِطْرُ عَنْ شُرَحْبِيْلِ قَالَ سَمِعْتُ بْنُ عَبَّاسٍ عَنِ النَّبِيِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ قَالَ : مَا مِنْ مُسْلِمٍ تُدْرِكُهُ ابْنَتَانِ فَيُحْسِنُ صَحِبَتَهُمَا إِلَّا أَدْخَلْتَاهُ الْجَنَّةَ

Al Fadhlu bin Dukain telah mengabarkan kepada kami, dia mengatakan, Fithru bin Syurohbil telah mengabarkan kepada kami, dia mengatakan, aku mendengar Ibnu ‘Abbas dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam, beliau bersabda,

“Tidaklah seorang muslim yang mendapatkan/mempunyai 2 anak perempuan lalu dia merawat dan memperlakukan mereka dengan baik melainkan kedua anak perempuannya itu akan memasukkannya (menjadi sebab masuknya) ke surga”[5].

Al Imam As Sindi dalam Syarh Sunan Ibnu Majah mengatakan,

“Sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam (تُدْرِكُهُ ابْنَتَانِ) yaitu dia mendapati anak perempuannya telah baligh, dikatakan demikian karena biasanya apabila anak perempuannya telah baligh seorang ayah akan lupa memperlakukan mereka dengan baik dan benci bahkan betapa banyak kebencian yang seperti itu akan mendorong untuk memperlakukan mereka dengan perlakuan yang buruk. Maka Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam mengabarkan bahwa muamalah yang baik kepada mereka akan diganjar dengan ganjaran yang besar dan mulia”[6].

Terdapat juga hadits Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam,

حَدَّثَنَا أَبُوْ النُّعْمِانَ قَالَ حَدَّثَنَا سَعِيْدُ بْنُ زَيْدٍ قَالَ حَدَّثَنِيْ عَلِىُّ بْنُ زَيْدٍ قَالَ حَدَّثَنَيْ مُحَمَّدُ بْنُ الْمُنْكَدِرِ اَنَّ جَابِرَ بْنَ عَبْدِ اللهِ حَدَّثَهُمْ قَالَ قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ : مَنْ كَانَ لَهُ ثَلَاثُ بَنَاتٍ يُؤَوِيُهُنَّ وَيَكْفِيُهُنَّ وَيَرْحُمُهُنَّ فَقَدْ وَجَبَتْ لَهُ الْجَنَّةُ اَلْبَتَّةَ فَقَالَ رَجُلٌ مِنْ بَعْضِ الْقَوْمِ وَثِنْتَيْنِ يَا رَسُوْلُ اللهِ قَالَ وَثْنَتَيْنِ

Abu Al Nu’man telah mengabarkan kepada kami, dia berkata, Sa’id bin Zaid telah mengabarkan kepada kami, dia mengatakan, ‘Ali bin Zaid telah mengabarkan kepadaku, dia mengatakan, Muhammad bin Al Mungkadir telah mengabarkan kepadalu, dia mengatakan bahwa Jabir bin Abdullah telah menceritakan kepada kepada mereka, dia mengatakan, Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda,

“Baransiapa yang memiliki tiga orang anak perempuan yang dia mengasihi mereka, mencukupi keperluan mereka serta menyayangi mereka maka sungguh ia pasti masuk surga”.

Kemudian ada seorang laki-laki dari sekelompok orang bertanya,

“Bagaimana kalau hanya 2 orang anak perempuan wahai Rosulullah ?”

Beliau Shallallahu ‘alaihi wa Sallam menjawab,

“Demikian juga jika hanya 2 orang anak perempuan”[7].

Syaikh Husain Al ‘Uwaisyah mengatakan maksud sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam (فَقَدْ وَجَبَتْ لَهُ الْجَنَّةُ اَلْبَتَّةَ) memberikan makna sebuah kepastian dan penguatan makna[8].

Perlu kita ketahui bersama ketiga hadits yang kami bawakan di atas merupakan kutipan dari kitab Adabul Mufrod karya Al Imam Al Bukhori Rohimahullah dan dicantumkan dalam sebuah bab yang berjudul (باب من عال جاريتين أو واحدة) “Bab Barangsiapa yang Mencukupi Nafkah 2 Orang Anak Gadis atau Hanya 1 Orang Anak Gadis”, namun Beliau Rohimahullah tidaklah membawakan hadits yang menunjukkan imbalan surga juga Allah berikan kepada yang hanya mencukupi nafkah 1 orang anak gadis, maka hal ini menunjukkan bahwa Al Bukhori Rohimahullah berpendapat imbalan surga juga akan di dapatkan orang tua yang hanya memiliki 1 orang anak gadis[9].

Namun Al Imam Ahmad bin Hambal Rohimahullah mencantumkan sebuah hadits dalam kitab Musnadnya yang mendukung pendapat Al Bukhori di atas,

مَنْ كَانَ لَهُ ثَلَاثُ بَنَاتٍ فَصَبَرَ عَلَى لَأْوَائِهِنَّ وَضَرَّائِهِنَّ وَسَرَّائِهِنَّ أَدْخَلَهُ اللَّهُ الْجَنَّةَ بِفَضْلِ رَحْمَتِهِ إِيَّاهُنَّ فَقَالَ رَجُلٌ أَوْ ثِنْتَانِ يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ أَوْ ثِنْتَانِ فَقَالَ رَجُلٌ أَوْ وَاحِدَةٌ يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ أَوْ وَاحِدَةٌ

“Baransiapa yang memiliki tiga orang anak perempuan yang dia bersabar dalam mengasihi mereka baik dalam keadaan sulit maupun senang maka Allah akan memasukkannya ke surga karena kasih sayangnya kepada mereka”.

Kemudian ada seorang laki-laki bertanya,

“Bagaimana kalau hanya 2 orang anak perempuan wahai Rosulullah ?”

Beliau Shallallahu ‘alaihi wa Sallam menjawab,

“Demikian juga jika hanya 2 orang anak perempuan”

Kemudian ada seorang laki-laki bertanya,

“Bagaimana kalau hanya 1 orang anak perempuan wahai Rosulullah ?”

Beliau Shallallahu ‘alaihi wa Sallam menjawab,

“Demikian juga jika hanya 1 orang”[10].

Maka lihatlah keutamaan yang begitu besar ini wahai saudaraku ……..!!!

Masihkah kita tidak mensyukuri dan menjaga anugrah anak perempuan yang Allah berikan ??!!!

Mudah-mudah bermanfaat dan menjadi penyemangat bagi kita untuk merawat anak-anak perempuan kita. [aditya budiman bin usman/ email : [email protected]]



[1] Lihat Taisir Karimir Rohman hal. 724 terbitan Dar Ibnu Hazm, Beirut, Lebanon.

[2] Untuk saudaraku yang belum dikaruniai anak silakan merujuk tulisan kami terkait hal ini di (http://alhijroh.com/fiqih-tazkiyatun-nafs/bagimu-saudaraku-yang-belum-dikaruniai-anak/)

[3] HR. Ahmad no. 17403, Ibnu Majah no. 3669 dan Al Bukhori dalam Adabul Mufrod no. 76. Syaikh Syu’aib Al Arnauth menyatakan hadits ini hasan lighoirihi dan dinyatakan shohih oleh Syaikh Al Albani.

[4] Lihat Syarh Shohih Adabul Mufrod hal. 101/I terbitan Maktabah Islamiyah, Mesir.

[5] HR. Ahmad no. 3424, Ibnu Majah no. 3670 dan Al Bukhori dalam Adabul Mufrod no. 77. Hadits ini dinilai hasan lighoirihi oleh Syaikh Al Albani dan Syaikh Syu’aib Al Arnauth Rohimahumullah.

[6] Lihat Syarh Shohih Adabul Mufrod hal. 102/I terbitan Maktabah Islamiyah, Mesir.

[7] HR. Ahmad no. 8406, Al Bazzaar no. 1907 dan Al Bukhori dalam Adabul Mufrod no. 78. Hadits ini dinilai hasan oleh Al Albani dan hasan lighoirihi oleh Syaikh Syu’aib Al Arnauth.

[8] Lihat Syarh Shohih Adabul Mufrod hal. 102/I terbitan Maktabah Islamiyah, Mesir.

[9] Sebagaimana keterangan yang kami dapatkan dari Guru Kami Ustadz Aris Munandar –semoga Allah menjaga kami dan beliau- ketika menjelaskan hadits ini.

[10] HR. Ahmad no. 8406. Hadits ini dinilai hasan lighoirihi oleh Syaikh Syu’aib Al Arnauth.

 

Tulisan Terkait

Leave a Reply