20 Feb
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
Betapa Tingginya Kandungan Sabda Nabi
Segala puji hanya milik Allah ‘Azza wa Jalla. Sholawat serta salam semoga senantiasa dilimpahkan kepada Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi was sallam kepada istri-istri beliau dan seluruh sahabatnya Ridwanullah alaihim ajma’in.
Ummat islam adalah ummat yang utama di sisi Allah Azza wa Jalla, kita ummat yang terakhir namun ummat yang pertama kali masuk ke surga Allah Subhanahu wa Ta’ala. Demikian juga Nabinya, Allah Azza wa Jalla melebihkan nabi kita atas nabi-nabi lainnya.
Rosulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda sebagaimana yang diriwayatkan oleh Muslim,
وَحَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ أَيُّوبَ وَقُتَيْبَةُ بْنُ سَعِيدٍ وَعَلِىُّ بْنُ حُجؒرٍ قَالُوا حَدَّثَنَا إِسْمَاعِيلُ – وَهُوَ ابْنُ جَعْفَرٍ – عَنِ الْعَلاَءِ عَنْ أَبِيهِ عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- قَالَ « فُضِّلْتُ عَلَى الأَنْبِيَاءِ بِسِتٍّ أُعْطِيتُ جَوَامِعَ الْكَلِمِ وَنُصِرْتُ بِالرُّعْبِ وَأُحِلَّتْ لِىَ الْغَنَائِمُ وَجُعِلَتْ لِىَ الأَرْضُ طَهُورًا وَمَسْجِدًا وَأُرْسِلْتُ إِلَى الْخَلْقِ كَافَّةً وَخُتِمَ بِىَ النَّبِيُّونَ ».
Telah mengabarkan kepada kami Yahya bin Ayyub, Qutaibah bin Sa’id, ‘Ali bin Hujr. Mereka mengatakan, telah mengabarkan kepada kami ‘Isma’il –dia adalah Abu Ja’far- dari Al ‘Ala’ dari Ayahnya dari Abu Huroiroh. Sesungguhnya Rosulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda, “Aku diberi keutamaan atas seluruh Nabi dengan 6 keutamaan, [1] Aku diberi Jawami’ul Kalim, [2] Aku ditolong dengan Ar Ru’b, [3] dihalalkan bagiku harta rampasan perang, [4] permukaan bumi dijadikan suci dan tempat untuk sholat bagiku, [5] aku diutus untuk seluruh manusia, [6] dan aku adalah penutup para Nabi”[1].
Yang dimaksud Jawami’ul Kalim (جَوَامِعَ الْكَلِمِ) dalam hadits di atas bahwa perkataan Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam itu lafadz atau redaksinya ringkas namun kandungan maknanya sangat banyak[2].
Demikian juga (menurut sebagian ulama) sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam itu memiliki hikmah yang luar biasa. Diantaranya adalah pada salah satu doa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam ketika bangkit dari ruku (setelah tasmi’/ucapan سَمِعَ اللهُ لِمَنْ حَمِدَهُ) sebagaimana yang dicantumkan oleh Muslim dalam kitab Shohihnya,
حَدَّثَنِى مُحَمَّدُ بْنُ الْمُثَنَّى وَابْنُ بَشَّارٍ قَالَ ابْنُ الْمُثَنَّى حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ جَعْفَرٍ حَدَّثَنَا شُعْبَةُ عَنْ مَجْزَأَةَ بْنِ زَاهِرٍ قَالَ سَمِعْتُ عَبْدَ اللَّهِ بْنَ أَبِى أَوْفَى يُحَدِّثُ عَنِ النَّبِىِّ -صلى الله عليه وسلم- أَنَّهُ كَانَ يَقُولُ « اللَّهُمَّ لَكَ الْحَمْدُ مِلْءَ السَّمَاءِ وَمِلْءَ الأَرْضِ وَمِلْءَ مَا شِئْتَ مِنْ شَىْءٍ بَعْدُ اللَّهُمَّ طَهِّرْنِى بِالثَّلْجِ وَالْبَرَدِ وَالْمَاءِ الْبَارِدِ اللَّهُمَّ طَهِّرْنِى مِنَ الذُّنُوبِ وَالْخَطَايَا كَمَا يُنَقَّى الثَّوْبُ الأَبْيَضُ مِنَ الْوَسَخِ ».
Telah mengabarkan kepadaku Muhammad bin Al Mutsanna dan Ibnu Basyaar, Ibnu Al Mutsanna mengatakan, Muhammad bin Ja’far telah mengabarkan kepada kami, (dia mengatakan) telah mengabarkan kepada kami Syu’bah dari Majzaroh bin Zaahir. Dia mengatakan, aku mendengar Abdullah bin Aufaa menceritakan dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bahwa beliau bersabda, “Ya Allah Bagimulah pujian seluas langit dan bumi dan seluas yang engkau kehendaki, Ya Allah sucikanlah aku dari dosa-dosaku dengan salju yang dingin dengan air yang dingin sebagaimana Engkau bersihkan pakaian yang putih dari kotoran”[3].
Ibnul Qoyyim Rohimallah pernah bertanya kepada Gurunya Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah Rohimallah tentang hadits di atas.
كَيْفَ يُطَهِّرُ الْخَطَايَا بِذَلِكَ وَمَا فَائِدَةُ التَّخْصِيْصِ بِذَلِكَ وَقَوْلُهُ فِيْ لَفْظٍ آخَر : وَالْمَاءُ الْبَارَدُ وَالحَارُّ أَبْلَغْ فِيْ الْإِنْقَاءِ
Beliau bertanya, “Bagaimana (salju yang dingin, air yang dingin) dapat membersihkan kesalahan? Apa faidah pengkhususan lafadz salju yang dingin, air yang dingin ?”
Syaikhul Islam Rohimahullah menjawab,
فَقَالَ : الخَطَايَا تُوْجِبُ لِلْقَلْبِ حَرَارَةً وَنَجَاسَةً وَضَعْفًا فَيَرْتَخِى الْقَلْبُ وَتَضْطَرِمُ فِيْهِ نَارُ الشَّهْوَةِ وَتَنَجَسُهُ فَإِنَّ الْخَطَايَا وَالذُنُوْبَ لَهُ بِمَنْزِلَةِ الحَطَبِ الَّذِيْ يُمِدُّ النَّارَ وَيُوْقِدُهَا وَلِهَذَا كُلَّمَا كَثُرَتْ الْخَطَايَا اشْتَدَّتْ نَارُ الْقَلْبِ وَضَعَفَهُ وَالْمَاءُ يَغْسِلُ الْخَبِثَ وَيَطْفِىءُ النَّارَ فَإِنَّ كَانَ بَارِدًا أَوْرَثَ الْجِسْمَ صَلَابَةً وَقُوَّةً فَإِنْ كَانَ مَعَهُ ثَلْجٌ وَبَرِدٌ كَانَ أَقْوَى فِيْ التَّبْرِيْدِ وَصَلَابَةِ الْجِسْمِ وَشِدَّتِهِ فَكَانَ أَذْهَبَ لِأَثَرِ الْخَطَايَا
“Dosa-dosa itu menbuat hati menjadi panas, najis dan lemah, hati lalu menjadi lunak kemudian api syahwat menyala dan menajisinya. Dosa-dosa bagi hati adalah laksana kayu bakar yang menyalakan dan mengobarkan api. Karena itu semakin banyak dosa-dosa semakin besar pula api dalam hati sehingga menjadikannya lemah. Sedangkan air itu membersihkan kotoran dan memadamkan api. Jika air itu dingin maka akan menguatkan dan mengeraskan badan. Jika dengan salju dan embun maka pendinginan itu semakin mantap dan tubuh menjadi lebih kuat. Dan yang demikian itu lebih mampu menghilangkan dosa-dosa”[4].
Diakhir penjelasan Beliau mengatakan “Sungguh rahasia ucapan-ucapan dan doa-doa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam di atas apa yang kita bayangkan”.
Mudah-mudahan bermanfaat. Amin
Sigambal,
Selepas Isya,
26 Robi’ul Awal 1433 H/ 19 Februari 2012 M
Aditya Budiman bin Usman
[1] HR. Muslim no. 523
[2][2] Lihat Al Minhaaj Syarh Shohih Muslim oleh An Nawawi Asy Syafi’i hal.
[3] HR. Muslim no. 476.
[4] Lihat Mawaaridul Amaan Al Muntaqoo min Ighotsatil Lahfan fi Mashoyidisy Syaihthon oleh Ibnul Qoyyim dan ditahqiq oleh Syaikh ‘Ali bin Hasan Al Halabiy hal. 92 terbitan Dar Ibnul Jauziy, Riyadh, KSA.
Leave a Reply