25 Jun
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
Amal Bukanlah Harga Surga
Alhamdulillah wa sholatu wa salamu ‘ala Rosulillah, wa ba’du.
Surga Allah adalah suatu hal yang didamba-dambakan muslim dan mukmin sejati. Bahkan itulah yang mendorongnya untuk beramal sholeh di dunia ini. Namun demikian ada sebuah permasalahan yang terkadang samar bagi seorang muslim dan mukmin. Permasalahan tersebut adalah bagaimana memahami kedua dalil yang seolah bertentangan.
Kedua dalil tersebut adalah Firman Allah Subhana wa Ta’ala,
مَنْ عَمِلَ صَالِحًا مِنْ ذَكَرٍ أَوْ أُنْثَى وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلَنُحْيِيَنَّهُ حَيَاةً طَيِّبَةً وَلَنَجْزِيَنَّهُمْ أَجْرَهُمْ بِأَحْسَنِ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ
“Barangsiapa yang mengerjakan amal sholeh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik (yaitu surga[1])dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan”.(QS : An Nahl [16] :97).
Dan hadits Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam sebagaimana yang dicantumkan Imam Muslim dalam kitab Shohihnya,
حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ نُمَيْرٍ حَدَّثَنَا أَبِى حَدَّثَنَا الأَعْمَشُ عَنْ أَبِى صَالِحٍ عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « قَارِبُوا وَسَدِّدُوا وَاعْلَمُوا أَنَّهُ لَنْ يَنْجُوَ أَحَدٌ مِنْكُمْ بِعَمَلِهِ ».
قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ وَلاَ أَنْتَ قَالَ « وَلاَ أَنَا إِلاَّ أَنْ يَتَغَمَّدَنِىَ اللَّهُ بِرَحْمَةٍ مِنْهُ وَفَضْلٍ ».
Muhammad bin Abdullah bin Numai telah mengabarkan kepada kamu, telah menceritakan ayahku, Al A’masy telah menceritakan kepada kami dari Abu Sholeh dari Abu Huroiroh Rodhiyallahu ‘anhu, beliau mengatakan,
“Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam telah bersabda, “Dekatkanlah diri kalian dengan Allah dan beramal sholehlah karena sesungguhnya tidaklah amal kalian yang memasukkan kalian ke surga”. Kami (para sahabat bertanya), “Apakah hal itu juga berlaku bagimu wahai Utusan Allah?” Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam menjawab, “Ya, demikian juga denganku (amal seseorang tidak akan memasukkannya ke surga) melainkan karena Allah ‘Azza wa Jalla melimpahkan rahmat dan keutamaan Nya) kepadaku”[2].
Maka bagaimana memaknai kedua dalil di atas dengan benar ?
Jawabnya adalah dengan kita katakan bahwa dimaksud dengan amalan sholeh seseorang tidaklah memasukkannya ke surga Allah adalah amal seseorang bukanlah harga surga melainkan yang benar adalah amal merupakan sebab seseorang akan dimasukkan surga oleh Allah. Kita tidaklah ragu bahwa amal merupakan sebab yang dapat memasukkan seseorang ke dalam surga dan selamat dari neraka namun amal bukanlah harga surga, amal bukanlah satu-satunya hal yang dapat memasukkan seseorang ke dalam surga. Namun rahmat dan keutamaan Allah bersama dengan amal sholeh seseoranglah yang memasukkannya ke surga dan menyelamatkannya dari neraka.
Diantara dalil yang menguatkan pemahaman di atas adalah hadits Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam,
إِنَّ الْعَبْدَ إِذَا سَبَقَتْ لَهُ مِنَ اللَّهِ مَنْزِلَةٌ لَمْ يَبْلُغْهَا بِعَمَلِهِ ابْتَلاَهُ اللَّهُ فِى جَسَدِهِ أَوْ فِى مَالِهِ أَوْ فِى وَلَدِهِ. ثُمَّ صَبَّرَهُ عَلَى ذَلِكَ. حَتَّى يُبْلِغَهُ الْمَنْزِلَةَ الَّتِى سَبَقَتْ لَهُ مِنَ اللَّهِ تَعَالَى
“Sesungguhnya seorang hamba jika telah ditentukan/ditaqdirkan padanya suatu tingkatan (di surga) yang belum sampai dengan sebab seluruh amalnya maka Allah akan timpakan padanya musibah berkaitan dengan dirinya, hartanya atau pada anaknya, kemudian ia bersabar atas hal tersebut sehingga dengan sebab hal tersebut Allah sampaikan ia pada tingkatan (di surga) yang telah ditetapkanNya”[3].
Berlandaskan penjelasan ini kita dapat mengambil faidah bahwa seseorang tidaklah boleh takjub dengan amal sholehnya karena amal seseorang sangatlah rendah apabila dibandingkan dengan hak-hak Allah yang harus ditunaikan seorang hamba.
Demikian juga seorang hamba hendaklah terus menerus memperbanyak dzikir kepada Allah dan berdoa kepada Nya agar Allah menganugrahkannya rahmat Nya.
[Diangkat dari Syarh Riyadhus Sholihin oleh Syaikh Muhammad bin Sholeh Al ‘Utsaimin hal. 345/I terbitan Darul Aqidah, Mesir]
Aditya Budiman bin Usman
[1] Sebagaimana yang ditafsirkan oleh Al Hasan Al Bashri, Mujahid dan Qothadah sebagaimana terdapat dalam Tafsir Ibnu Katsir hal. 604/IV dengan tahqiq Samiy bin Muhammad Salamah terbitan Dar Thoyyibah, KSA
[2] HR. Muslim no. 2816
[3] HR. Abu Dawud no. 3090, hadits ini dinyatakan shahih oleh Al Albani rohimahullah. (lihat tulisan kami di www.alhijroh.com yang berjudul “Teruntuk bagimu Saudaraku yang Terbaring” di link berikut http://alhijroh.com/adab-akhlak/teruntuk-bagimu-saudaraku-yang-tengah-terbaring/)
Leave a Reply